frontera  Inicio French frontera  Francés German frontera  Alemania Spain frontera  España Italian frontera  Italiano Dutch frontera  holandesa Russian frontera  Ruso Portuguese frontera  Portugués Japanese frontera  Japonés Korean frontera  Corea Arabic frontera  árabe Chinese Simplified frontera  chino simplificado

Rabu, 23 Oktober 2013

Permasalahan Kota-kota Besar Indonesia dengan Kondisi Sosial Masyarakat

Beberapa waktu yang lalu ketika saya mengakses mailing list Ikatan Arsitek Indonesia (IAI), ada sebuah pesan yang cukup menarik perhatian. Surat yang datang dari Bapak M. Danil Daud tersebut menyatakan masalah yang timbul dan mengemuka seputar masalah perkotaan dan tata kota. Beliau mengatakan bahwa kota-kota besar di Dunia sudah terlalu padat. Kepadatan itu terjadi karena pertumbuhan populasi penduduk dunia yang semakin meningkat secara signifikan dari waktu ke waktu. Meningkatnya populasi dunia adalah hal yang wajar terjadi dari dulu, peningkatannya pun berbanding lurus dengan deret ukur. Jumlah dari penduduk dunia yang terus bertambah ini juga terjadi karena angka natalitas selalu lebih besar dari angka mortalitas. Perkembangan kota-kota yang semakin tak teratur pun terjadi bukan hanya semata-mata karena pertumbuhan populasi yang besar. Kecenderungan angka urbanisasi lebih besar dari angka reurbanisasi. Dengan kata lain, orang lebih senang melakukan migrasi ke kota daripada ke luar kota. Mungkin hal ini muncul karena adanya pandangan bahwa kota dapat menyediakan kehidupan yang lebih baik dari pada tinggal di pedesaan. Memang semua fasilitas kehidupan tersedia di kota. Dan terjadilah berbagai efek dari memadatnya kota tersebut. Kota menjadi semakin tidak teratur, baik dilihat secara fisik maupun dari kacamata kehidupan sosial yang terjadi. Permasalahan ini sebetulnya tidak timbul baru-baru ini. Pada awal abad ke 20, ketika Revolusi Industri bergulir, orang mulai menyadari masalah yang timbul pada kota-kota modern di Eropa. Populasi meningkat dengan cepat karena era mesin menyebabkan pabrik-pabrik yang ada di kota memerlukan buruh dalam jumlah besar. Muncul beberapa teori perencanaan kota dari Arsitek-arsitek terkenal saat itu. Le Corbusier menyodorkan The Radiant City, Ebenezer Howard dengan The Garden City, dan Frank Lloyd Wright dengan Broadacre City-nya. Ketiganya mencoba mengatasi masalah perkotaan yang ada dengan berdasarkan idealisme mereka sendiri. Ide-ide tentang perencanaan kota yang muncul kemudian lebih merupakan perkembangan atau kombinasi dari konsep yang di bawa oleh ketiga arsitek besar tadi. Sekarang coba kita meninjau masalah yang terjadi di Indonesia berkaitan dengan masalah yang terjadi pada kota-kota besar di dunia. Seberapa besarkah relevansi antara masalah perkembangan kota di dunia dengan yang ada di Indonesia. Ternyata, justeru masalah yang terjadi di kota-kota besar di Indonesia lebih kompleks dan lebih besar intensitasnya dari pandangan orang selama ini terhadap masalah urban internasional. Kasus perkotaan yang terjadi di Indonesia, secara umum, mirip dengan apa yang terjadi di dunia. Yang menjadikannya berbeda adalah karena kondisi sosial kultural yang ada di Indonesia memiliki kekhususan tersendiri. Sentralisasi menjadi tema sentral yang mengemuka. Pemusatan penduduk pada satu daerah urban menimbulkan masalah-masalah yang cukup pelik. Indonesia dengan penduduk yang terbesar kelima di dunia, mayoritas penduduknya tinggal di Pulau Jawa yang merupakan pulau terkecil dari lima pulau utama Kepulauan Indonesia. Permasalahan yang terjadi karena pemadatan penduduk beraneka ragam. Dimulai dari masalah fisik sampai masalah sosial. Masalah fisik yang terjadi contohnya seperti munculnya permukiman kumuh, pencemaran udara, sulitnya air bersih, menumpuknya sampah, kemacetan yang terjadi hampir setiap detik, dan segudang permasalahan lainnya. Masalah sosial yang muncul tidak kalah peliknya dengan masalah fisik. Deviasi yang terlalu besar dari masyarakat berdasarkan tingkat pendidikan, status sosial, kekayaan, dll menimbulkan permasalahan seperti pengangguran, kriminalitas, segregasi sosial, dan masalah lainnya yang diakibatkan ketimpangan yang ada. Lantas apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi permasalah fisik, sosial, ekonomi yang timbul dengan menggunakan perancanaan kota dan wilayah sebagai solusi? Saya tertarik dengan ide besar dari Bu Marwah Daud Ibrahim yang ingin mengembangkan potensi kedaerahan Indonesia. Artinya, masyarakat Indonesia diberikan pemahaman bahwasanya daerah akan menjadi sebuah aset yang luar bisa bermanfaat jika dikembangkan dengan optimal. Proyek konkret yang sudah dirintis dan tengah dikembangkan oleh Bu Marwah adalah proyek agropolitan di Sulawesi, yang tentunya mengembangkan potensi daerahnya dengan perkebuanan. Indonesia mempunyai Sumber Daya Alam yang sungguh luar biasa potensinya untuk bisa didayagunakan. China bangkit dengan sebuah kebijakan dari pemerintahnya yang benar-benar melihat peluang. Dengan bermodalkan jumlah penduduk yang besar dan lahan yang sangat luas, China bangkit dengan diawali pengembangan pertaniannya. Setiap orang diberikan tanah oleh negara untuk dikelola. Hasilnya, sungguh luar biasa. Pertumbuhan ekonomi China naik dengan cepat. Dan diramalkan tahun 2050 perekonomian China akan mengalahkan Amerika. Mengapa kita tidak belajar dari kesuksesan China. Setidaknya, dari segi jumlah penduduk dan luas lahan, kita sedikit banyak mempunyai kesamaan. Bahkan kita diuntungkan dengan kesuburan tanah yang lebih baik. Belum lagi, potensi laut kita yang menjadi nilai tambah tersendiri. Sudah saatnya rakyat Indonesia melakukan trasnformasi paradigma bahwa kekuatan kita (SDA) sebetulnya belum dioptimalkan. Salah satu cara untuk mewujudkan pandayagunaan SDA adalah dengan merencanakan program desentralisasi, sehingga orang tidak bertumpuk di kota tetapi kembali ke desa. Yang perlu diperhatikan adalah bagaimana caranya dapat menyadarkan masyarakat untuk bisa membangun daerahnya untuk kepentingan bangsa. Bukannya pro terhadap konsep Broadacre-nya Frank Lloyd Wright, yang mengutamakan desentralisasi secara ekstrem, tetapi lebih kepada menyesuaikan teori perencanaan kota yang ada terhadap konteks Indonesia. Dan penyebaran kembali (desentralisasi) adalah satu solusi. Pada prakteknya, peran pemerintah diharapkan lebih optimal untuk secara adil memberikan kesejahteraan pada penduduk “kota” dan penduduk “desa” Permasalahan sosial masyarakat: "Kemacetan di Kota-Kota Besar" Reaksi: Masalah kemacetan sudah tak asing lagi di dengar oleh publik dan masyarakat luas. Merupakan salah satu masalah sosial masyarakat yang sangat sulit untuk di hindari, apalagi di era globalisasi ini. Bahkan masalah ini menjadi salah satu ciri khas dari kota-kota besar di Indonesia. Kita ambil contoh yaitu Jakarta. Memang tidak salah bila kita menyebut demikian, karena memang inilah fakta yang terjadi pada saat ini. (kemacetan yang terjadi di Ibukota) Seperti yang dapat kita lihat pada gambar di atas, hampir setiap hari, khususnya hari kerja, Jakarta akan nampak semrawut. Kendaraan umum dan pribadi membanjiri jalan-jalan khusunya daerah perkantoran. Setiap hari masyarakat di hadapkan oleh kondisi seperti ini. Tak hanya di Ibukota, di kota-kota besar lain pun masalah ini kerap melanda masyarakatnya. Sebut saja misalnya kota Bandung. Apabila hari weekend tiba, maka kota tersebut akan di banjiri oleh kendaraan-kendaraan pribadi dari berbagai daerah. Khususnya masyarakat Jakarta yang ingin mengisi waktu liburan. Masalah buruknya transportasi yang ada di daerah Bandung juga menyebabkan kemacetan terjadi. Namun, tak bisa di pungkiri bahwa kemacetan yang terjadi di Jakarta merupakan yang paling parah terjadi. Karena Jakarta merupakan pusat dari kegiatan bisnis dan ekonomi, maka masyarakat cenderung memilih untuk mencari peluang kerja di Jakarta. Apalagi masyarakat pedesaan yang ingin mengadu nasib, maka mereka berimigrasi ke kota-kota khususnya Jakarta. Sekarang ini, Jakarta pun kerap kali terkenal dengan kata-kata “Lumpuh Total”. Penyebab Terjadinya Kemacetan di Jakarta Banyak hal yang menjadi penyebab kemacetan di daerah Jakarta. Faktor manusia yang menjadi kecenderungan untuk terjadinya kemacetan-kemacetan tersebut. Berikut ini beberapa penyebab kemacetan di Jakarta: • Sarana transportasi umum yang tidak memadai. Banyaknya kendaraan umum yang ada di Jakarta, tidak di dukung dengan kualitas yang baik. Kendaraan umum yang ada, sangat tidak terawat dan tidak bekerja secara efisien. Tidak disiplinnya para supir dan penumpang juga menjadi kendala sebagai penyebab kemacetan, misalnya dengan tidak naik di halte atau tempat yang seharusnya. • Banyaknya kendaraan pribadi yang di gunakan, dengan penumpang yang relatif sedikit. Masih berkaitan dengan penyebab kemacetan yang pertama, masyarkat lebih memilih menaiki kendaraan pribadi karena kualitas kendaraan umum yang tidak memadai. Apalagi untuk kalangan masyarakat menengah ke atas. Semakin sulit untuk menekan laju pertambahan kendaraan pribadi ini. • Lemahnya penegakan hukum oleh aparat yang berwenang dan kurangnya kesadaran dari masyarakat pengguna jalan itu sendiri. Banyak masyarakat yang tidak mengindahkan peraturan lalu lintas di karenakan para aparat hukum yang seharusnya menegakkan hukum secara benar, dapat dengan mudah di suap dengan sejumlah uang. • Tidak efektifnya busway berjalan. Dasar awal pembuatan busway adalah untuk mengurangi kemacetan. Tetapi yang dapat di lihat sekarang ini, jalur jalan yang di gunakan untuk busway justru menambah kemacetan. Karena tetap saja masyarakat lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi. Bahkan, banyak masyarakat yang nekat menerobos jalan untuk busway tersebut, di karenakan kemacetan yang terjadi. • Tidak disiplinnya pengendara bajaj. Bajaj merupakan alat transportasi yang tak asing lagi di Jakarta. Namun seringkali pengendara bajaj tidak memperhatikan lampu lalu lintas sama sekali. Dengan seenaknya mengambil jalur lain, bahkan yang berlawanan arah. • Tata kota Jakarta yang kurang terstruktur. • Berbagai bencana alam, misalnya seperti banjir. Bila banjir terjadi di Jakarta, maka bisa di katakana bahwa otomatis jalanan di Jakarta akan lumpuh total. Dampak Negatif yang Dirasakan Masyarakat Akibat Terjadinya Kemacetan Berbagai dampak negatif banyak di rasakan oleh masyarakat sekitar Jakarta. Beberapa hal yang seringkali menjadi dampaknya yaitu: • Munculnya berbagai macam penyakit seperti gangguan pernafasan dan gangguang pada kulit. Dengan meningkatnya kendaraan yang ada, maka otomatis udara di penuhi dengan polusi-polusi dan suhu global menjadi meningkt. Penipisan ozon pun terjadi, sehingga gangguan pada kulit semakin meningkat. • Pemborosan waktu yang cukup siknifikan. Apabila kemacetan terjadi, otomatis waktu yang di perlukan seseorang untuk sampai ke suatu tempat menjadi semakin panjang dan ini akan mempengaruhi kinerja seseorang. • Menimbulkan sifat malas. Masyarakat akan semakin malas untuk beraktivitas di karenakan kepadatan yang terjadi. Semakin lama, semakin berat untuk melangkah ke sesuatu tempat. Lebih baik hanya di rumah dan menghindari kemacetan. Langkah-Langkah Antisipasi yang Dapat Dilakukan untuk Mencegah Kemacetan • Meningkatkan sarana dan prasarana transportasi di Jakarta. Misalnya dengan memperbaiki kinerja para supir dan kondektur, memperbaiki keadaan dari kendaraan-kendaraan umum yang ada sehingga terlihat nyaman untuk di naiki oleh khalayak banyak. Dan masyarakat tidak ragu untuk memilih menggunakan kendaraan umum tersebut. • Memperkuat penegakan hukum bagi seseorang yang melanggar peraturan lalu-lintas. Para aparat penegak hukum harus memiliki kesadaran bahwa merekalah yang sepatutnya menegur orang-orang yang melakukan kesalahan, tidak lantas lepas tangan dengan menerima suap dari orang-orang yang bersangkutan. • Pemerintah harus membangun tata ruang yang lebih baik lagi bagi kota Jakarta. Misalnya pembuatan u-turn haruslah di kelola dengan baik. Karena yang ada selama ini, daerah dimana terdapat u-turn pastilah di landa kemacetan. • Yang terpenting adalah kesadaran dari diri manusianya masing-masing, baik sebagai masyarakat maupun para aparat yang bersangkutan. Bila sudah tertanam, maka langkah-langkah selanjutnya akan lebih mudah untuk di laksanakan Sumber : http://lya-nurcahya.blogspot.com/2013/01/permasalahan-sosial-masyarakat.html http://rachmatrf.wordpress.com/2007/05/08/menyoal-permasalahan-kota-kota-besar-indonesia-dalam-kaitannya-dengan-kondisi-sosial-masyarakat-2/

Selasa, 04 Juni 2013

MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP

A. LATAR BELAKANG Dua kekayaan manusia yang paling utama ialah “Akal dan Budi” atau lazimnya disebut pikiran dan perasaan. Disatu sisi akal dan budi atau pikiran dan perasaan tersebut telah memungkinkan munculnya tuntutan-tuntutan hidup manusia yang lebih daripada tuntutan hidup makhluk lain. Disisi lain akal dan budi memungkinkan munculnya karya-karya manusia yang sampai kapanpun tidak pernah akan dapat dihasilkan oleh makhluk lain. Cipta, karsa, dan rasa pada manusia yakni sebagai buah akal budinya terus melaju tanpa hentinya berusaha menciptakan benda-benda baru untuk memenuhi kebutuhan / hajat hidupnya. Baik yang bersifat jasmani maupun rohani. Dari proses ini maka lahirlah apa yang disebut kebudayaan dan pandangan terhadap hidup. Jadi pada hakikatnya, kebudayaan dan pandangan terhadap hidup ini tidak lain adalah segala sesuatu yang dihasilkan oleh akal budi manusia. Dalam pikiran dan perasaan manusia, ada beberapa faktor penting yang harus menjadikan manusia sebagai makhluk yang berakal, yakni : 1. Pandangan Hidup Pandangan Hidup merupakan suatu dasar atau landasan untuk membimbing kehidupan jasmani dan rohani. Pandangan hidup ini sangat bermanfaat bagi kehidupan individu, masyarakat, atau negara. Semua perbuatan, tingkah laku dan aturan serta undang-undang harus merupakan pancaran dari pandangan hidup yang telah dirumuskan. Pandangan hidup sering disebut filsafat hidup. Filsafat berarti cinta akan kebenaran, sedangkan kebenaran dapat dicapai oleh siapa saja. Hal inilah yang mengakibatkan pandangan hidup itu perlu dimiliki oleh semua orang dan semua golongan. Setiap orang, baik dari tingkatan yang paling rendah sampai dengan tingkatan yang paling tinggi, mempunyai cita-cita hidup. Hanya kadar cita-citanya sajalah yang berbeda. Bagi orang yang kurang kuat imannya ataupun kurang luas wawasannya, apabila gagal mencapai cita-cita, tindakannya biasanya mengarah pada hal-hal yang bersifat negative. Disinilah peranan pandangan hidup seseorang. Pandangan hidup yang teguh merupakan pelindung seseorang. Dengan memegang teguh pandangan hidup yang diyakini, seseorang tidak akan bertindak sesuka hatinya. Ia tidak akan gegabah bila menghadapi masalah, hambatan, tantangan dan gangguan, serta kesulitan yang dihadapinya. Biasanya orang akan selalu ingat, taat, kepada Sang Pencipta bila sedang dirudung kesusahan. Namun, bila manusia sedang dalam keadaan senang, bahagia, serta kecukupan, mereka lupa akan pandangan hidup yang diikutinya dan berkurang rasa pengabdiannya kepada Sang Pencipta. Hal ini disebabkan oleh beberapa factor, antara lain : 1. Kurangnya penghayatan pandangan hidup yang diyakini. 2. Kurangnya keyakinan pandangan hidupnya. 3. Kurang memahami nilai dan tuntutan yang terkandung dalam pandangan hidupnya. 4. Kurang mampu mengatasi keadaan sehingga lupa pada tuntutan hidup yang ada dalam pandangan hidupnya. 5. Atau sengaja melupakannya demi kebutuhan diri sendiri. Pandangan hidup tidak sama dengan cita-cita. Sekalipun demikian, pandangan hiup erat sekali kaitannya dengan cita-cita. Pandangan hidup merupakan bagian dari hidup manusia yang dapat mencerminkan cita-cita atau aspirasi seseorang dan sekelompok orang atau masyarakat. Pandangan hidup merupakan sesuatu yang sulit untuk dikatakan, sebab kadang-kadang pandangan hidup hanya merupakan suatu idealisme belaka yang mengikuti kebiasaan berpikir didalam masyarakat. Manuel Kaisiepo (1982) dan Abdurrahman Wahid (1985) berpendapat bahwa pandangan hidup itu bersifat elastis. Maksudnya bergantung pada situasi dan kondisi serta tidak selamanya bersifat positif. Pandangan hidup yang sudah diterima oleh sekelompok orang biasanya digunakan sebagai pendukung suatu organisasi disebut ideology. Pandangan hidup dapat menjadi pegangan, bimbingan, tuntutan seseorang ataupun masyarakat dalam menempuh jalan hidupnya menuju tujuan akhir. 2. Cita-Cita Pandangan hidup terdiri atas cita-cita, kebajikan dan sikap hidup. Cita-cita, kebajikan dan sikap hidup itu tak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia. Dalam kehidupannya manusia tidak dapat melepas diri dari cita-cita, kebajikan dan sikap hidup itu. Orang tua selalu menimang-nimang anaknya sejak masih bayi agar menjadi dokter, insinyur, dan sebagainya. Ini berarti bahwa sejak anaknya lahir, bahkan sejak dalam kandungan, orang tua telah berangan-angan agar anaknya itu mempunyai jabatan atau profesi yang biasanya tak tercapai oleh orang tuanya. Selain dari itu, pada setiap kelahiran bayi, do’a yang di ucapkan oleh family atau handai taulan biasanya berbunyi : “ Semoga kelak menjadi orang yang berguna bagi nusa, bangsa, agama, dan berbakti kepada orang tua. Karena itu wajarlah apabila cita-cita, kebajikan, dan pandangan hidup merupakan bagian hidup manusia. Tidak ada orang hidup tanpa cita-cita, tanpa berbuat kebajikan, dan tanpa sikap hidup. Sudah tentu kadar atau tingkat cita-cita, kebajikan, dan sikap hidup itu berbeda-beda bergantung kepada pendidikan, pergaulan, dan lingkungan masing-masing. Cita-cita itu perasaan hati yang merupakan suatu keinginan yang ada dalam hati. Cita-cita sering kali diartikan sebagai angan-angan, keinginan, kemauan, niat atau harapan. Cita-cita itu penting bagi manusia, karena adanya cita-cita menandakan kedinamikan manusia. Ada tiga kategori keadaan hati seseorang yakni lunak, keras,dan lemah, seperti : - Orang yang berhati keras, biasanya tak berhenti berusaha sebelum cita-citanya tercapai. Ia tidak menghiraukan rintangan, tantangan, dan segala esulitan yang dihadapinya. Orang yang berhati keras biasanya juga mencapai hasil yang gemilang dan sukses hidupnya. - Orang berhati lunak biasanya dalam usaha mencapai cita-citanya menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi. Namun ia tetap berusaha mencapai cita-cita itu. Karena, biarpun lambat ia akan berhasil juga mencapai cita-citanya. - Orang yang berhati lemah biasanya mudah terpengaruh oleh situasi dan kondisi. Bila menghadapi kesulitan cepat-cepat ia berganti haluan dan berganti keinginan. 3. Kebajikan Kebajikan atau kebaikan pada hakikatnya adalah perbuatan moral, perbuatan yang sesuai dengan norma-norma agama atau etika. Manusia berbuat baik, karena menurut kodratnya manusia itu baik dan makhluk bermoral. Atas dorongan suara hatinya manusia cenderung berbuat baik. Untuk melihat apa itu kebajikan, kita harus melihat dari tiga segi, yaitu : 1. Manusia sebagai pribadi, Yang menentukan baik-buruknya adalah suara hati. Suara hati itu semacam bisikan dalam hati untuk menimbang perbuatan baik atau tidak. Jadi suara hati itu merupakan hakim terhadap diri sendiri. Suara hati sebenarnya telah memilih yang baik, namun manusia seringkali tidak mau mendengarkan. 2. Manusia sebagai anggota masyarakat, Yang menentukan baik-buruknya adalah suara hati masyarakat. Suara hati manusia adalah baik, tetapi belum tentu suara hati masyarakat menganggap baik. Sebagai anggota masyarakat, manusia tidak dapat membebaskan diri dari kemasyarakatan. 3. Manusia sebagai makhluk tuhan, manusia pun harus mendengarkan suara hati Tuhan. Suara Tuhan selalu membisikkan agar manusia berbuat baik dan mengelakkan perbuatan yang tidak baik. Jadi, untuk mengukur perbuatan baik dan buruk, harus kita dengar pula suara Tuhan atau Kehendak Tuhan. Kehendak Tuhan berbentuk Hukum Tuhan atau Hukum agama. Jadi, kebajikan itu adalah perbuatan yang selaras dengan suara hati kita, suara hati masyarakat, dan Hukum Tuhan. Kebajikan berarti berkata sopan, santun, berbahasa baik, bertingkah laku baik, ramah-tamah terhadap siapapun, berpakaian sopan agar tidak merangsang bagi yang melihatnya. Namun ada pula kebajikan semu, yaitu kejahatan yang berselubung kebajikan. Kebajikan semu ini sangat berbahaya, karena pelakunya orang-orang munafik yang bermaksud mencari keuntungan diri sendiri. 4. Sikap Hidup Sikap hidup ialah keadaan hati dalam menghadapi hidup ini. Apakah kita mempunyai sikap yang positif atau yang negatif. Apakah kita mempunyai sikap optimis atau pesimis? Atau apakah kita mempunyai sikap yang apatis?. Sikap itu ada didalam hati kita dan hanya kitalah yang tahu.orang lain hanya baru tahu setelah kita bertindak. Sikap itu penting, setiap manusia mempunyai sikap dan sudah tentu tiap-tiap orang berbeda sikapnya. Sikap dapat dibentuk sesuai kemauan yang membentuknya. Sikap dapat juga berubah karena situasi, kondisi, dan lingkungan. Dalam menghadapi kehidupan, manusia selalu menghadapi manusia lain atau menghadapi sekelompok manusia. Ada beberapa sikap etis dan non etis. Sikap etis disebut juga sikap positif, dan sikap non etis disebut juga sikap negatif. Ada tujuh sikap etis, yaitu : - sikap lincah – sikap arif - sikap rendah hati – sikap berani - sikap tenang – sikap halus - dan sikap bangga Sikap non etis atau sikap negatif, yaitu : - sikap kaku – sikap takut - sikap gugup – sikap kasar - sikap angkuh – sikap dan sikap rendah diri Sikap-sikap ini harus dijauhkan dari diri pribadi-pribadi., karena sangat merugikan baik bagi pribadi masing-masing maupun bagi kemajuan bangsa. A. PENGERTIAN PANDANGAN HIDUP Setiap manusia mempunyai pandangan hidup yang bersifat kodrati, karena menentukan masa depan seseorang. Pandangan hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan, dan petunjuk hidup di dunia. Pendapat atau pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya. Pandangan hidup banyak sekali macam dan ragamnya. Akan tetapi pandangan hidup dapat diklasifikasikan berdasarkan asalnya, yaitu terdiri dari tiga macam: Pandangan hidup yang berasal dari agama, yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya. Pandangan hidup yang berupa ideologi yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada negara tersebut. Pandangan hidup hasil renungan, yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya. Pandangan hidup pada dasarnya mempunyai unsur-unsur yaitu cita-cita, kebajikan, usaha, keyakinan/kepercayaan. Keempat unsur ini merupakan satu rangkaian kesatuan yang tidak terpisahkan. B. CITA-CITA Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, cita-cita adalah keinginan, harapan, tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Dengan demikian cita-cita merupakan pandangan masa depan dan pandangan hidup yang akan datang. Pada umumnya cita-cita merupakan semacam garis linier yang makin lama makin tinggi, dengan perkataan lain, cita-cita merupakan keinginan, harapan, dan tujuan manusia yang makin tinggi tingkatannya. Apabila cita-cita itu tidak mungkin atau belum mungkin terpenuhi, maka cita-cita itu disebut angan-angan. Antara masa sekarang yang merupakan realita dengan masa yang akan datang sebagai ide atau cita-cita terdapat jarak waktu. Dapatkah seseorang mencapai apa yang dicita-citakan, hal itu bergantung dari tiga faktor, manusia yang memiliki cita-cita, kondisi yang dihadapi selama mencapai apa yang dicita-citakan, dan seberapa tinggikah cita-cita yang hendak dicapai. Faktor manusia yang mau mencapai cita-cita ditentukan oleh kualitas manusianya. Ada orang yang tidak berkemauan, sehingga apa yang dicita-citakan hanya merupakan khyalan saja. Faktor kondisi yang mempengaruhi tercapainya cita-cita, pada umumnya dapat disebut yang menguntungkan dan yang menghambat. Faktor yang menguntungkan merupakan kondisi yang memperlancar tercapainya suatu cita-cita, sedangkan faktor yang menghambat merupakan kondisi yang merintangi tercapainya suatu cita-cita. Faktor tingginya cita-cita yang merupakan faktor ketiga dalam mencapai cita-cita. Memang ada anjuran agar seseorang menggantungkan cita-citanya setinggi bintang di langit. Tetapi bagaimana faktor manusianya, mampukah yang bersangkutan mencapainya; demikian juga faktor kondisinya memungkinkan hal itu, apakah dapat merupakan pendorong atau penghalang cita-cita. Sementara itu ada lagi anjuran, agar seseorang menempatkan cita-citanya yang sepadan atau sesuai dengan kemampuannya. Pepatah mengatakan “bayang-bayang stinggi badan”, artinya mencapai cita-cita sesuai dengan kemampuan dirinya. Anjuran yang terakhir ini menyebabkan seseorang secara bertahap mencapai apa yang diidam-idamkan. Pada umumnya dilakukan dengan penuh perhitungan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki saat itu serta kondisi yang dilaluinya. C. KEBAJIKAN Kebajikan, kebaikan, atau perbuatan yang mendatangkan kebaikan pada hakekatnya sama dengan perbuatan moral, perbuatan yang sesuai dengan norma-norma agama dan etika. Manusia berbuat baik,karena menurut kodratnya manusia itu baik, makhluk bermoral. Atas dorongan suara hatinya manusia cenderung berbuat baik. Manusia adalah seorang pribadi yang utuh, yang terdiri atas jiwa dan badan. Kedua unsur itu terpisah bila manusia meninggal. Karena merupakan pribadi, manusia mempunyai pendapat sendiri, ia mencintai diri sendiri, perasaan sendiri, cita-cita sendiri, dan sebagainya. Justru karena itu, karena mementingkan diri sendiri, seringkali manusia tidak mengenal kebajikan. Manusia merupakan makhluk sosial, yang hidup bermasyarakat, saling membutuhkan, saling menolong, saling menghargai sesama anggota masyarakat. Sebaliknya pula saling mencurigai, saling membenci, saling merugikan, dan sebagainya. Manusia sebagai makhluk Tuhan, diciptakan Tuhan dan dapat berkembang karena Tuhan. Untuk itu manusia dilengkapi dengan kemampuan jasmani dan rohani, juga fasilitas alam sekitarnya seperti tanah, air, tumbuh-tumbuhan, dan sebagainya. Untuk melihat apa itu kebajikan, kita harus melihat dari tiga segi, yaitu manusia sebagai makhluk pribadi, manusia sebagai anggota masyarakat, dan manusia sebagai makhluk Tuhan. Faktor-faktor yang menentukan tingkah laku setiap orang ada tiga hal, yaitu: Faktor pembawaan (heriditas) yang telah ditentukan pada waktu seseorang masih dalam kandungan. Faktor lingkungan (environment). Lingkungan yang membentuk seseorang merupakan alam kedua yang terjadinya setelah seorang anak lahir. Lingkungan membentuk jiwa seseorang meliputi lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Faktor pengalaman yang khas yang pernah diperoleh. Baik pengalaman pahit yang sifatnya negatif, maupun pengalaman manis yang sifatnya positif, memberikan pada manusia suatu bekal yang selalu dipergunakan sebagai pertimbangan sebelum seseorang mengambil tindakan. D. USAHA/PERJUANGAN Usaha atau perjuangan adalah kerja keras untuk mewujudkan cita-cita. Setiap manusia harus kerja keras untuk kelnjutan hidupnya. Sebagian hidup manusia adalah usaha/perjuangan. Perjuangan untuk hidup, dan ini sudah kodrat manusia. Tanpa usaha/perjuangan, manusia tidak dapat hidup sempurna. Kerja keras itu dapat dilakukan dengan otak/ilmu maupun dengan tenaga/jasmani, atau dengan kedua-duanya. Kerja keras pada dasarnya menghargai dan meningkatkan harkat dan martabat manusia. Sebaliknya pemalas membuat manusia itu miskin, melarat, dan berarti menjatuhkan harkat dan martabatnya sendiri. Karena itu tidak boleh bermalas-malas, bersantai-santai dalam hidup ini. Santai dan istirahat ada waktunya dan manusia mengatur waktunya itu. Untuk bekerja keras manusia dibatasi oleh kemampuan. Karena kemampuan terbatas itulah timbul perbedaan tingkat kemakmuran antara manusia satu dan manusia lainnya. Kemampuan itu terbatas pada fisik dan keahlian/ketrampilan. Karena manusia itu mempunyai rasa kebersamaan dan belas kasihan antara sesama manusia, maka ketidakmampuan atau kemampuan terbatas yang menimbulkan perbedaan tingkat kemakmuran itu dapat diatasi bersama-sama secara tolong-menolong, bergotong royong. E. KEYAKINAN/KEPERCAYAAN Keyakinan/kepercayaan yang menjadi dasar pandangan hidup berasal dari akal atau kekuasaan Tuhan. Menurut Prof.Dr.Harun Nasution, ada tiga aliran filsafat, yaitu: Aliran Naturalisme Aliran naturalisme berintikan spekulasi, mungkin ada Tuhan, mungkin juga tidak ada Tuhan. Bagi yang percaya Tuhan, Tuhan itulah kekuasaan tertinggi. Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan. Karena itu manusia mengabdi kepada Tuhan berdasarkan ajaran-ajaran Tuhan yaitu agama. Ajaran agam itu ada dua macam, yaitu: a) Ajaran agama dogmatis, yang disampaikan oleh Tuhan melalui nabi-nabi. Ajaran agamanya bersifat mutlak (absolut), terdapat dalam kitab suci Al-Quran dan Hadist. Sifatnya tetap, tidak berubah-ubah. b) Ajaran agama dari pemuka-pemuka agama, yaitu sebagai hasil pemikiran manusia, sifatnya relatif (terbatas). Sifatnya dapat berubah-ubah sesuai dengan perkembangan jaman. F. LANGKAH-LANGKAH BERPANDANGAN HIDUP YANG BAIK 1) Mengenal Mengenal merupakan suatu kodrat bagi manusia yang merupakan tahap pertama dari setiap aktivitas hidupnya yang dalam hal ini mengenal apa itu pandangan hidup. 2) Mengerti Mengerti disini dimaksudkan mengerti terhadap pandangan hidup itu sendiri. 3) Menghayati Dalam menghayati, pandangan hidup kita memperoleh gambaran yang tepat dan benar mengenai kebenaran pandangan hidup itu sendiri. 4) Meyakini Meyakini ini merupakan suatu hal untuk cenderung memperoleh suatu kepastian sehingga dapat mencapai suatu tujuan hidupnya. 5) Mengabdi Pengabdian merupakan sesuatu hal yang penting dalam menghayati dan meyakini sesuatu yang telah dibenarkan dan diterima baik oleh dirinya lebih-lebih oleh orang lain. 6) Mengamankan Langkah terakhir yang merupakan langkah terberat dan benar-benar membutuhkan iman yang teguh dan kebenaran dalam menanggulangi segala sesuatu demi tegaknya pandangan hidup itu. B. MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP Akal dan budi sebagai milik manusia ternyata membawaciri tersendiri akan diri manusia itu. Sebab akal dan budi mengakibatkan manusia memiliki keunggulan dibandingkan dengan makhluk lainnya. Satu diantar keunggulan manusia tersebut ialah pandangan hidup. Disatu pihak manusia menyadari bahwa dirinya lemah, dipihak lain menusia menyadari kehidupannya lebih kompleks. Kesadaran akan kelemahan dirinya memaksa manusia mencari kekuatan diluar dirinya. Dengan kekuatan ini manusia berharap dapat terlindung dari ancaman-ancaman yang selalu mengintai dirinya, baik yang fisik maupun non fisik. Seperti penyakit, bencana alam, kegelisahan, ketakutan, dan sebagainya. Selain itu manusia sadar pula bahwa kehidupannya itu lain bila dibandingkan dengan kehidupan makhluk lain. Sadar pula bahwa dibalik kehidupan ini ada kehidupan lain yang diyakini lebih abadi. Lebih yakin lagi bahwa kehidupan lain itu bahkan merupakan kehidupan yang sesungguhnya. Disana setiap manusia akan mempertanggung jawabkan apa yang dilakukan selama hidup didunia. Manusia tahu benar bahwa baik dan buruk itu akan memperoleh perhitungan, maka manusia akan selalu mencari sesuatu yang dapat menuntunnya kearah kebaikan dan menjauhkan diri dari keburukan. Akhirnya manusia menemukan apa yang disebut “ sesuatu dan kekuatan diluar dirinya “. Ternyata keduanya adalah “ Agama dan Tuhan “. Dengan demikian bahwa pandangan hidup merupakan masalah yang asasi bagi manusia. Sayangnya tidak semua manusia yang memahaminya, sehingga banyak orang yang memeluk suatu agama semata-mata atas dasar keturunan. Akibatnya banyak orang yang beragama hanya pada lahirnya saja dan tidak sampai batinnya. Atau yang sering dikenal dengan agama KTP. Padahal urusan agama adalah urusan akal, seperti dikatakan oleh Nabi Muhammad SAW. Dalam satu hadistnya : Agama adalah akal, tidak ada agama bagi orang-orang yang tidak berakal.” Maksud Nabi Muhammad SAW tersebut ialah agar manusia dalam memilih suatu agama benar-benar berdasarkan pertimbangan akalnya, dan bukan semata-mata karena asas keturunan. Hal ini ditegaskan oleh firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah ayat-236 yang artinya : “ Tidak ada paksaan untuk memasuki sesuatu agama, sesungguhnya telah jelas antara jalan (agama) yang benar dan jalan (agama) yang salah.” Ternyata, pandangan hidup sangat penting. Baik untuk kehidupan sekarang maupun kehidupan di akhirat. Dan sudah sepantasnya setiap manusia memilikinya. Maka pilihan pandangan hidup harus betul-betul berdasarkan pilihan akal bukan sekedar ikut-ikutan saja. Perlu kita sadari bahwa baik Tuhan maupun agama bagi kita adalah suatu kebutuhan. Bukan kebutuhan sesaat seperti makan, minum, tidur, dan sebagainya. Melainkan kebutuhan yang terus menerus dan abadi. Sebab setiap saat kita memerlukan perlindungan Allah SWT dan petunjuk agama sampai diakhir nanti. Firman Allah SWT : Yang artinya : “ Kamilah pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat ; didalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh pula apa yang kamu minta.” (QS.Fushilat : 31). Konsep dasar tentang pandangan hidup Manusia adalah makhluk Tuhan yang diberikan akal dan pikiran, serta hati.secara psikologi karakter manusia terbentuk dari tiga unsur, yaitu pikiran, hati nurani, dan hawa nafsu.ketiganya ini harus barjalan dengan seimbang dan saling mengendalikan satu sama lain untuk menjadikan karakter yang baik pada manusia tersebut.Maka, manusia semasa hidupnyadalam setiap pekerjaan dan kegiatannya selalu menggunakan ketiga unsur tersebut,sejak dilahirkan, manusia tentu saja telah memilki karakter bawaan dari orang tuanya, dan memiliki berbagai macam pengalaman semasa hidupanya samapi dia dewasa. Hal inilah yang menyebabkan timbulnya pandangan hidup yang berbada – beda pada setiap orang. Pandangan hidup adalah sikap manusia yang paling mendasar dalam menyikapi setiap hal yang terjadi dalam hidupnya, baik itu berupa masalah, tugas, tantangan dan segala yang dilakukannya manusia pasti mempunyai pandangannya masing – masing. Saya sebagai makhluk Tuhan yang beragama meyakini bahwa Tuhan itu ada,dan sangat berperan penting dalam kehidupan.banyak hal – hal yang tidak bisa dijelaskan dengan akal sehat di dunia ini, karena memang hal tersebut tidak akan bisa kita pikirkan dengan pikiran kita yang terbatas.hal inilah yang kita sebut sebagai iman.banyak orang yang mempertanyakan tentang kepercayaan orang lain yang tidak bisa diterima dengan akal sehatnya. Jawabannya adalah iman.karena iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.sama halnya seperti rasa sakit, cinta, dan kasih, yang kita tidak dapat mengetahui seperti apa wujudnya, dan tidak dapat kita pikirkan dengan akal sehat tetapi kita mempercayai keberadaan hal tersebut. • Menurut asalnya pandangan hidup dibagi menjadi 3 yaitu : 1. Pandangan hidup yang berasal dari agama, 2. Pandangan hidup yang berupa ideologi, dan 3. Pandangan hidup hasil renungan. • Pandangan hidup terdiri dari 4 unsur antara lain : 1. Cita – Cita yang diinginkan dapat diraih dengan usaha dan perjuangan, 2. Berbuat baik dalam segala hal dapat membuat seseorang merasa bahagia, damai, dan tentram, 3. Usaha atau perjuangan adalah kerja keras yang dilandasi oleh keyakinan, dan 4. Keyakinan dan kepercayaan adalah hal yang terpenting dalam hidup manusia. Dalam perjuangan menuju kehidupan yang lebih sempurna, sebagai makhluk Ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Manusia memerlukan nilai-nilai unsure yang akan dianutnya sebagai pandangan hidup-nilai luhur adalah tolak ukur kebaikan yang berkenan dengan hal-hal yang bersifat mendasar atau abadi dalam hidup manusia. Seperti tentang cita-cita dan tujuan yang hendak dicapai dalam hidup ini. Lembaga Yang Mewujudkan Pandangan Hidup Fungsi lembaga-lembaga yang dibentuk manusia adalah sebagai instrument, sarana, dan wahana untuk mewujudkan pandangan kehidupan adalah sekedar merupakan konsepsi yang bersifat abstrak, tanpa daya untuk mewujudkan dirinya dalam kenyataan. Sebagai makhluk sosial manusia tidaklah mungkin hidup menyendiri. Oleh karena itu, setiap manusia pribadi hidup sebagai bagian dari lingkungan social yang lebih luas, secara berturut-turut lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat dll. Hubungan Pandangan Hidup Masyarakat. Hubungan pandangan mengenai kehidupan manusia dan masyarakat berdasarkan pada pandangan tentang manusia. Pandangan tentang manusia ini di dasarkan pada Pancasila. Dari sini dapat pula diartikan sebagai pandangan hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam hubungan inilah manusia dapat hidup dan menghidupi. Manusia hidup dalam hubungan dengan Tuhannya dan dalam perlindunganNya selamanya termasuk dengan lingkungan. Dengan dan dalam kebudayaan dan serba hubungan menjadikan dunia dan lingkungan lebih menyenangkan dan menjadikan hidup lebih baik. Pandangan Hidup Berbangsa dan Bernegara Konsep bangsa yang digunakan untuk merumuskan sila ketiga terutama konsep E Renan, yaitu sekelompok manusia yang mempunyai keinginan bersama untuk bersatu dan tetap mempertahankan persatuan,sedangkan factor-faktor yang mendorong manusia ingin bersatu itu bermacam-macam. Dalam hal ini apa yang digariskan oleh pasal 2 ayat (1) menegaskan bahwa Negara Indonesia ialah Negara kesatuan yang berbentuk republik. Factor pendorong kea rah persatuan yang ditekankan oleh WD ialah pendidikan, budaya yang diatur dalam pasal 31ayat (2) pemerintah berusaha menyelenggarakan suatu sistem penghujatan nasional yang diatur dengan undang-undang. Norma-norma itulah yang harus di ikuti agar orang-orang Indonesia dapat hidup berbangsa sesuai dengan pancasila dan menjalankan sila 3 yang wujudkan pasal-pasal tersebut. Orang Indonesia tidak terlepas dari pasal-pasal lain. Lewat hal ini pulalah kecintaan manusia kepada Indonesia kepada bendera merah putih dan bahasa Indonesia dapat dikemukakan secara intensif. Pencemaran adalah masuk atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan/ atau komponen lain ke dalam air atau udara. Pencemaran juga bisa berarti berubahnya tatanan (komposisi) air atau udara oleh kegiatan manusia dan proses alam, sehingga kualitas air/ udara menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya. Untuk mencegah terjadinya pencemaran terhadap lingkungan oleh berbagai aktivitas industri dan aktivitas manusia, maka diperlukan pengendalian terhadap pencemaran lingkungan dengan menetapkan baku mutu lingkungan. Pencemaran terhadap lingkungan dapat terjadi dimana saja dengan laju yang sangat cepat, dan beban pencemaran yang semakin berat akibat limbah industri dari berbagai bahan kimia termasuk logam berat. Pencemaran tanah adalah keadaan dimana bahan kimia buatan manusia masuk dan mengubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraaan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping). Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah, maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya. Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan tergantung pada tipe polutan, jalur masuk ke dalam tubuh dan kerentanan populasi yang terkena. Kromium, berbagai macam pestisida dan herbisida merupakan bahan karsinogenik untuk semua populasi. Timbal sangat berbahaya pada anak-anak, karena dapat menyebabkan kerusakan otak, serta kerusakan ginjal pada seluruh populasi. Kuri (air raksa) dan siklodiena dikenal dapat menyebabkan kerusakan ginjal, beberapa bahkan tidak dapat diobati. PCB dan siklodiena terkait pada keracunan hati. Organofosfat dan karmabat dapat dapat menyebabkan ganguan pada saraf otot. Berbagai pelarut yang mengandung klorin merangsang perubahan pada hati dan ginjal serta penurunan sistem saraf pusat. Terdapat beberapa macam dampak kesehatan yang tampak seperti sakit kepala, pusing, letih, iritasi mata dan ruam kulit untuk paparan bahan kimia yang disebut di atas. Yang jelas, pada dosis yang besar, pencemaran tanah dapat menyebabkan kematian. Pencemaran tanah juga dapat memberikan dampak terhadap ekosistem. Perubahan kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari adanya bahan kimia beracun/berbahaya bahkan pada dosis yang rendah sekalipun. Perubahan ini dapat menyebabkan perubahan metabolisme dari mikroorganisme endemik dan antropoda yang hidup di lingkungan tanah tersebut. Akibatnya bahkan dapat memusnahkan beberapa spesies primer dari rantai makanan, yang dapat memberi akibat yang besar terhadap predator atau tingkatan lain dari rantai makanan tersebut. Bahkan jika efek kimia pada bentuk kehidupan terbawah tersebut rendah, bagian bawah piramida makanan dapat menelan bahan kimia asing yang lama-kelamaan akan terkonsentrasi pada makhluk-makhluk penghuni piramida atas. Banyak dari efek-efek ini terlihat pada saat ini, seperti konsentrasi DDT pada burung menyebabkan rapuhnya cangkang telur, meningkatnya tingkat kematian anakan dan kemungkinan hilangnya spesies tersebut. Dampak pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman yang pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan hasil pertanian. Hal ini dapat menyebabkan dampak lanjutan pada konservasi tanaman dimana tanaman tidak mampu menahan lapisan tanah dari erosi. Beberapa bahan pencemar ini memiliki waktu paruh yang panjang dan pada kasus lain bahan-bahan kimia derivatif akan terbentuk dari bahan pencemar tanah utama. Dilihat dari pandangan psikologis pencemaran tanah ini sangatlah berpengaruh negatif yang sangat bsar bila tidak segera diatasi, banyak orang yang akan mengeluh atas pencemaran ini, apalagi tanah sangat erat hubungannya dengan air, bila tanah tercemar otomatis air juga ikut tercemar. Semua orang pasti akan merasa kesal atas pencemaran ini, tetapi semua ini juga kesalahan manusia itu sendiri yang tidak mau menjaga kelestarian alam yang sudah Allah swt berikan kepada semua makhluk di bumi ini, banyak orang yang membuang sampah sembarangan, banyak sampah yang menumpuk tetapi dibiarkan dan tidak di atasi dengan segera. Manusia Dan Pandangan Hidup Secara Psikologi Manusia adalah manusia yang harus dididik, hal itu tidak terlepas dari potensi psikologis yang diiniliki oleh tiap-tiap individu. Mencerdaskan daya pikir manusia dengan melalui mata pelajaran “menulis, membaca dan berhitung” atau lebih dikenal dengan istilah 3R (writing, reading and arithmetic). Akan tetapi, sesuai dengan perkembangan serta tuntutan hidup manusia sehingga tugas tersebut semakin bertambah dan meluas, yaitu kecuali mencerdaskan otak yang terdapat dalam kepala juga mendidik ahklak atau moralitas yang berkembang dari dalam hati atau dada. Oleh karena itu, semakin meningkatnya rising demands (kebutuhan yang meningkat) maka akhirnya manusia ingin mendidik pula kecekatan atau ketrampilan tangan untuk bekerja terampil. Manusia merupakan mahkluk hidup yang lebih sempurna apabila dibandingkan dengan mahkluk-mahkluk hidup yang lain. Akibat dari unsur kehidupan yang ada pada manusia, manusia berkembang dan mengalaini perubahan-perubahan, baik perubahan dan segi psikologis ataupun pisiologis. Bagaimana manusia berkembang akan dibicarakan secara mendalam pada psikologi perkembangan sebagai salah satu psikologi khusus yang membicarakan tentang masalah perkembembangan manusia dalam kesempatan ini akan diketengahkan mengenai faktor-faktor yang akan menentukan dalam perkembangan manusia. Mengenai faktor yang menentukan perkembangan manusia ternyata terdapat bermacam-macam pendapat dari para ahli, sehingga pendapat itu menimbulkan bermacam-macarn teori mengenai perkembangan manusia. Teori-teori perkembangan manusia tersebut antara lain: Teori Nativisme Teori ini menyatakan bahwa perkembangan manusia itu faktor-faktor yang dibawakan ditentukan oleh faktor-faktor nativus, yaitu faktor keturunan yang merupakan faktor-faktor yang dibawa oleh individu pada waktu dilahirkan. Menurut teori ini sewaktu individu dilahirkan telah membawa sifat-sifat tertentu, dan sifat-sifat inilah yang akan menentukan keadaan individu yang hersangkutan, sedangkan faktor lain yaitu lingkungan termasuk didalamnya pendidikan dapat dikatakan tidak terpengaruh terhadap perkembangan individu itu. Teori ini dikemukakan oleh Scohopen Haouer. Teori Empirisme Teori ini menyatakan bahwa perkembangan seseorang individu akan ditentukan oleh empirinya atau pengalaman-pengalaman yang diperoleh selama perkembangan individu itu. Dalam pengertian pengalaman termasuk juga pendidikan yang diterima oleh individu yang bersangkutan. Manurut teori ini yang dilahirkan itu sebagai kertas putih bersih yang belum ada tulisannya. Akan menjadi apakah individu itu kemudian, tergantung pada apa yang akan dituliskannya diatasnya. Teori ini dikemukakan oleh Jhon Locke, juga sering dikenal dengan teori tabularasa yang memandang keturunan atau pembawaan tidak mempunyai peranan. Teori Konvergensi Teori ini merupakan gabungan dan kedua teori diatas. Teori ini dikemukakan oleh William Steren, baik pembawaan maupun pengalaman atau lingkungan mempunyai peranan yang penting didalam perkembangan individu. Perkembangan individu akan ditentukan oleh faktor yang dibawa sejak lahir (faktor endogen) maupun faktor lingkungan termasuk pengalaman dan pendidikan yang merupakan faktor eksogen. Alat dan potensi manusia adalah sebagai berikut: Sebagai sifat-sifat Ketuhanan (potesi/fitrah) itu harus ditumbuh kembangkan secara terpadu oleh manusia dan diaktualkan dalam kehidupan individu maupun sosialnya, karena kemulian seseorang disisi Allah ditentukan oleh sejauh mana kualitasnya dalam mengembangkan sifat-sifat ketuhanan tersebut pada dirinya, bukan dilihat dan aspek materi, fisik dan jasad. Islam sangat menentang sifat materialism, paham atau pandangan yang berlebihan dalam mencintai materi, karena pandangan seperti ini akan merusak bagi perkembangan sifat-sifat ketuhanan (fitrah manusia) tersebut serta dapat menghalangi kemampuan seseorang dalam menangkap kebenaran Ilahiyah yang bersifat immaterial. Pendidikan dan Bimbingan Pendidikan diartikan sebagai usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau lahan bagi peranannya dimasa yang akan datang. Jadi pada hakikatnya pendidikan itu adalah proses bimbingan, pembelajaran serta pelatihan terhadap generasi muda pada khususnya dan manusia pada umumnya agar nantinya bisa berkehidupan dan melaksanakan perannya serta tugas-tugasnya sebaik mungkin. Bimbingan sendiri adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa individu, agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuannya dan mandiri dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku. Definisi yang terpenting: - Meningkatkan pengetahuan, pengertian, kesadaran dan toleransi. - Meningkatkan “questioning skills” dan kemampuan menganalisakan sesuatu – termasuk pendidikannya. - Meningkatkan kedewasaan individu - Untuk perkembangan Negara, diperlukan pendidikan yang menghargai kreativitas dan “individual thinking” supaya negara dapat membuat sesuatu yang baru dan lebih baik, dan tidak hanya meng-copy dan negara lain. Tujuan Pendidikan Dalam keseluruhan sistem pendidikan, tujuan pendidikan merupakan salah satu komponen pendidikan yang penting, karena akan memberikan arah proses kegiatan pendidikan. Segenap kegiatan pendidikan atau kegiatan pembelajaran diarahkan guna mencapai tujuan pembelajaran. Siswa yang dapat mencapai target tujuan-tujuan tersebut dapat dianggap sebagai siswa yang berhasil. Sedangkan, apabila siswa tidak mampu mencapai tujuan-tujuan tersebut dapat dikatakan mengalami kesulitan belajar. Untuk menandai mereka yang mendapat hambatan pencapaian tujuan pembelajaran, maka sebelum proses belajar dimulai, tujuan harus dirumuskan secara jelas dan operasional. Selanjutnya, hasil belajar yang dicapai dijadikan sebagai tingkat pencapaian tujuan tersebut. Unsur-unsur pendidikan, antara lain: Usaha (kegiatan), usaha itu bersifat bimbingan (pimpinan atau pertolongan) dan dilakukan secara sadar; Ada pendidik, pembimbing;atau penolong; Ada yang didik Bimbingan itu mempunyai dasar dan tujuan; Dalam usaha itu tentu ada alat-alat yang dipergunakan. Faktor-faktor pendidikan yang dikenal, yaitu: Faktor tujuan, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya., yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan YME dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan , kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Faktor Pendidik Pendidik ialah orang yang memikul pertanggungjawaban untuk mendidik, meliputi: orang dewasa, orang tua, guru, pemimpin masyarakat, dan pemimpin agama. Faktor Anak Didik Karakteristiknya adalah: belum memiliki pribadi dewasa, masih menyempurnakan aspek kedewasaannya, memiliki sifat-sifat dasar yang sedang ia kembangkan secara terpadu. Faktor Alat Pendidikan Alat pendidikan adalah suatu tindakan atau situasi yang sengaja diadakan untuk tercapainya pendidikan tertentu. 5 Faktor Lingkungan, menurut Sartain (ahli Psikologi Amerika), lingkungan (environment) meliputi kondisi dan alam dunia yang dengan cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan, perkembangan atau life processes. Pada dasarnya mencakup tempat, kebudayaan dan kelompok hidup bersama. Potensi-potensi Dasar Manusia dan lmplikasinya Terhadap Pendidikan Dari kajian proses terjadinya manusia, dapat ditarik pengertian bahwa manusia itu terdiri atas dua substansi, yaitu : 1). Substansi jasad/materi, yang bahan dasarnya adalah dari materi yang merupakan bagian dan alam semesta ciptaan Alloh SWT dan perkembangannya tunduk dan mengikuti sunnatullah (aturan-aturan yang ditetapkan oleh Allah). 2). Substansi non materi/non jasad, yaitu merupakan penghembusan atau penipuan roh. Sedangkan menurut Al-Farabi, manusia itu meimiliki dua unsur pokok yaitu, 1). Satu unsur yang berasal dari alam ala-amr (roh dari perintah Tuhan), 2). Satu unsur yang berasal dari alam al-khalik. Sumber : - Seri Diktat Kuliah MKDU: Ilmu Budaya Dasar karya Widyo Nugroho dan Achmad Muchji, Universitas Gunadarma - http://dofadroid.blogspot.com/2012/05/ibd-manusia-dan-pandangan-hidup.html - http://achmadsaugi.wordpress.com/2010/05/11/hubungan-manusia-danpandangan-hidup/ - http://abdirachmadi.blogspot.com/2012/04/hubungan-antara-manusia-danpandangan.html

Rabu, 27 Maret 2013

Kebudayaan Dan Sejarah Singkat Kota Palembang Sri Wijaya Sumsel SUMATERA SELATAN

1. Sejarah Kota ini dianggap sebagai salah satu pusat dari kerajaan Sriwijaya, Serangan Rajendra Chola dari Kerajaan Chola pada tahun 1025, menyebabkan kota ini hanya menjadi pelabuhan sederhana yang tidak berarti lagi bagi para pedagang asing. Selanjutnya berdasarkan kronik Tiongkok nama Pa-lin-fong yang terdapat pada buku Chu-fan-chi yang ditulis pada tahun 1178 oleh Chou-Ju-Kua dirujuk kepada Palembang. Berdasarkan kisah Kidung Pamacangah dan Babad Arya Tabanan disebutkan seorang tokoh dari Kediri yang bernama Arya Damar sebagai bupati Palembang turut serta menaklukan Bali bersama dengan Gajah Mada Mahapatih Majapahit pada tahun 1343. Kemudian sekitar tahun 1513, Tomé Pires seorang petualang dari Portugis menyebutkan Palembang, telah dipimpin oleh seorang patih yang ditunjuk dari Jawa yang kemudian dirujuk kepada kesultanan Demak serta turut serta menyerang Malaka yang waktu itu telah dikuasai oleh Portugis. Palembang muncul sebagai kesultanan pada tahun 1659 dengan Sri Susuhunan Abdurrahman sebagai raja pertamanya. Namun pada tahun 1823 kesultanan Palembang dihapus oleh pemerintah Hindia-Belanda. Setelah itu Palembang dibagi menjadi dua keresidenan besar dan pemukiman di Palembang dibagi menjadi daerah Ilir dan Ulu. Pada tanggal 27 September 2005, Kota Palembang telah dicanangkan oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono sebagai “Kota Wisata Air” seperti Bangkok di Thailand dan Phnom Penh di Kamboja. Tahun 2008 Kota Palembang menyambut kunjungan wisata dengan nama “Visit Musi 2008″. Saat ini Palembang tengah bersiap untuk mejadi salah satu kota pelaksana pesta olahraga olahraga dua tahunan se-Asia Tenggara yaitu SEA Games XXVII Tahun 2011. Sumatera Selatan adalah salah satu provinsi Indonesia yang terletak di bagian selatan Pulau Sumatera. Provinsi ini beribukota di Palembang. Secara geografis provinsi Sumatera Selatan berbatasan dengan provinsi Jambi di utara, provinsi Kep. Bangka-Belitung di timur, provinsi Lampung di selatan dan Provinsi Bengkulu di barat. Provinsi ini kaya akan sumber daya alam, seperti minyak bumi, gas alam dan batu bara. Selain itu ibu kota provinsi Sumatera Selatan, Palembang, telah terkenal sejak dahulu karena sempat menjadi ibu kota dari Kerajaan Sriwijaya. Di samping itu, provinsi ini banyak memiliki tujuan wisata yang menarik untuk dikunjungi seperti Sungai Musi, Jembatan Ampera, Pulau Kemaro, Danau Ranau, Kota Pagaralam dan lain-lain. Karena sejak dahulu telah menjadi pusat perdagangan, secara tidak langsung ikut memengaruhi kebudayaan masyarakatnya. Makanan khas dari provinsi ini sangat beragam seperti pempek, model, tekwan, pindang patin, pindang tulang, sambal jokjok, berengkes dan tempoyak. Selain itu masih banyak objek wisata lain yang bisa dinikmati di Palembang, salah satunya objek wisata sejarah. Dengan menyusuri objek-objek tersebut, kita bisa menyibak masa lalu kota legenda ini. Kota tertua di Indonesia ini dulunya dikelilingi oleh air, bahkan terendam air yang bersumber dari sungai, rawa maupun air hujan. Mungkin karena kondisinya selalu begitu, nenek moyang menamakan kota ini sebagai Palembang dalam bahasa Melayu “Pa” atau “Pe” sebagai kata tunjuk suatu tempat atau keadaan. Sedangkan “Lembang” atau “Lembeng” adalah genangan air. Jadi Palembang itu artinya suatu tempat yang digenangi air. Kota ini juga dijuluki Bumi Sriwijaya, karena pada abad ke-7 s/d 13 Masehi, Sumatera Selatan menjadi basis kekuasaan Kerajaan Sriwijaya dengan Palembang sebagai ibu kota kerajaan. Menurut Prasasti Kedukan Bukit, Kerajaan Sriwijaya dibangun pada tanggal 17 Juni 683 Masehi dengan raja pertama Jayanasa. Pada masa jayanya, Sriwijaya dikenal sebagai pusat pendidikan dan ilmu pengetahuan agama Budha di Asia Tenggara. Dulu, Sriwijaya merupakan kerajaan maritim yang kuat dan disegani di Asia Tenggara. Pengaruhnya hingga ke Cina dan Madagaskar di Afrika. Sriwijaya menguasai jalur perdagangan dan pelayaran antara laut Cina Selatan dan Samudera Hindia sehingga daerah ini menjadi sentra pertemuan antarbangsa. Kondisi ini menimbulkan transformasi budaya yang lambat laun berkembang dan membentuk identitas baru bagi Sumsel. Wajar kalau kemudian Palembang menjadi kota yang penuh dengan nuansa romantisme (historical). Sebab banyak peninggalan bersejarah yang masih terpelihara dengan baik. Oleh karena itu, belakangan ini pemda menjadikan Palembang sebagai kota legenda atau LegendaryCity untuk menuju kota tujuan wisata, perdagangan, dan investasi. Sekaligus sebagai spirit baru Kota Palembang yang multi kultural dan multi etnik. Kota Palembang memiliki luas 400,61 Km2, secara administratif terbagi dalam 14 kecamatan dan 103 kelurahan. Populasi penduduknya hingga Desember 2004 kurang-lebih 1,5 juta orang. Di Palembang masih dapat kita jumpai rumah khas Sumsel yang disebut Rumah Limas. Rumah ini atapnya berbentuk limas, berdinding papan dengan pembagian ruangan yang bertingkat-tingkat (kijing). Keseluruhan atap dan dinding serta lantai rumah bertopang di atas tiang-tiang yang tertanam di tanah. Rumah ini mempunyai ornamen dan ukiran yang khas. Pengaruh Islam sangat nampak pada ornamen maupun ukirannya. Kebanyakan rumah limas luasnya mencapai 400-1000 meter atau lebih, yang didirikan di atas tiang kayu Orgelen dan kayu Tembesu. 2. Bahasa Palembang Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas (Dialihkan dari Bahasa Pelembang) Bahasa Palembang adalah bahasa yang dipergunakan oleh masyarakat Palembang dengan jumlah penutur asli diperkirakan 500.000 orang. a. Tingkatan Bahasa Palembang mempunyai dua tingkatan, yaitu Baso Pelembang Alus atau Bebaso dan BasoPelembang Sari-sari. Baso Pelembang Alus dipergunakan dalam percakapan dengan pemuka masyarakat, orang-orang tua, atau orang-orang yang dihormati, terutama dalam upacara-upacara adat. Bahasa ini berakar pada bahasa Jawa karena raja-raja Palembang berasal dari Kerajaan Majapahit, Kerajaan Demak, dan Kerajaan Pajang. Itulah sebabnya perbendaharaan kata Baso Pelembang Alus banyak persamaannya dengan perbendaharaan kata dalam bahasa Jawa. Sementara itu, Baso sehari-hari dipergunakan oleh wong Palembang dan berakar pada bahasa Melayu. Dalam praktiknya sehari-hari, orang Palembang biasanya mencampurkan bahasa ini dan Bahasa Indonesia (pemilihan kata berdasarkan kondisi dan koherensi) sehingga penggunaan bahasa Palembang menjadi suatu seni tersendiri. Bahasa Palembang memiliki kemiripan dengan bahasa daerah provinsi di sekitarnya, seperti Jambi, Bengkulu bahkan Jawa (dengan intonasi berbeda). Di Jambi dan Bengkulu, akhiran ‘a’ pada kosakata bahasa Indonesia yang diubah menjadi ‘o’ banyak ditemukan. Akan tetapi banyak juga bahasa Palembang asli yang tidak digunakan pada provinsi Jambi maupun Bengkulu. Logat yang dimiliki merekapun berbeda. Kemiripan dengan bahasa Jawa: iyo, biso, wong, ulo, rai, prei, sepur, melok, ladeng, iwak, gedek, dulur, dewe’an, bae, balek, banyu, awan, awak, iwak, balen, kelaso, kacek, jabo. Kemiripan dengan bahasa Banjar: banyu, awak, iwak, ladeng, dulur, umep (humap=gerah), kampang, enjuk (unjuk), jingok (jinguk), gancang. b. Kamus bahasa Palembang Dalam bahasa Palembang, awalan me- seringkali tidak diucapkan. Misalnya: Jingok (lihat) bila diberi awalan me- akan menjadi “nyingok” bukan menjingok. Goco (pukul) bila diberi awalan me- akan menjadi “ngoco” bukan menggoco. 3. Rumah Bari Palembang (Rumah Adat Limas) Rumah Bari Palembang (Rumah Adat Limas) merupakan Rumah panggung kayu. Bari dalam bahasa Palembang berarti lama atau kuno. Dari segi arsitektur, rumah-rumah kayu itu disebut rumah limas karena bentuk atapnya yang berupa limasan. Sumatera Selatan adalah salah satu daerah yang memiliki ciri khas rumah limas sebagai rumah tinggal. Alam Sumatera Selatan yang lekat dengan perairan tawar, baik itu rawa maupun sungai, membuat masyarakatnya membangun rumah panggung. Di tepian Sungai Musi masih ada rumah limas yang pintu masuknya menghadap ke sungai. Rumah panggung secara fungsional memenuhi syarat mengatasi kondisi rawa dan sungai seperti di Palembang, yang sempat dijuluki Venesia dari Timur karena ratusan anak sungai yang mengelilingi wilayah daratannya. Batanghari sembilan adalah sebutan untuk Sungai-sungai yang bermuara ke Sungai Musi. Sungai Ogan, Sungai Komering, Sungai Lematang, Sungai Enim, Sungai Hitam, Sungai Rambang, Sungai Lubay. Namun, seiring berjalannya waktu, lingkungan perairan sungai dan rawa justru semakin menyempit. Rumah- rumah limas yang tadinya berdiri bebas di tengah rawa atau di atas sungai akhirnya dikepung perkampungan. Ada dua jenis rumah limas di Sumatera Selatan, yaitu rumah limas yang dibangun dengan ketinggian lantai yang berbeda dan yang sejajar. Rumah limas yang lantainya sejajar ini kerap disebut rumah ulu. Bangunan rumah limas biasanya memanjang ke belakang. Ada bangunan yang ukuran lebarnya 20 meter dengan panjang mencapai 100 meter. Rumah limas yang besar melambangkan status sosial pemilik rumah. Biasanya pemiliknya adalah keturunan keluarga Kesultanan Palembang, pejabat pemerintahan Hindia Belanda, atau saudagar kaya. Bangunan rumah limas memakai bahan kayu unglen atau merbau yang tahan air. Dindingnya terbuat dari papan-papan kayu yang disusun tegak. Untuk naik ke rumah limas dibuatlah dua undak-undakan kayu dari sebelah kiri dan kanan. Bagian teras rumah biasanya dikelilingi pagar kayu berjeruji yang disebut tenggalung. Makna filosofis di balik pagar kayu itu adalah untuk menahan supaya anak perempuan tidak keluar dari rumah. Memasuki bagian dalam rumah, pintu masuk ke rumah limas adalah bagian yang unik. Pintu kayu tersebut jika dibuka lebar akan menempel ke langit- langit teras. Untuk menopangnya, digunakan kunci dan pegas. Bagian dalam ruangan tamu, yang disebut kekijing, berupa pelataran yang luas. Ruangan ini menjadi pusat kegiatan berkumpul jika ada perhelatan. Ruang tamu sekaligus menjadi “ruang pamer” untuk menunjukkan kemakmuran pemilik rumah. Bagian dinding ruangan dihiasi dengan ukiran bermotif flora yang dicat dengan warna keemasan. Tak jarang, pemilik menggunakan timah dan emas di bagian ukiran dan lampu- lampu gantung antik sebagai aksesori. Bagi pemilik rumah yang masih memerhatikan perbedaan kasta dalam keturunan adat Palembang, mereka akan membuat lantai rumahnya bertingkat-tingkat untuk menyesuaikan kasta tersebut. Rumah limas sebenarnya dapat menjadi hunian yang nyaman. Dengan sedikit sentuhan, rumah panggung dari kayu ini dapat menjadi tempat tinggal yang hangat. 4. Kabupaten dan kota No. Kabupaten/Kota Ibu kota 1. Kabupaten Banyuasin Pangkalan Balai 2. Kabupaten Empat Lawang Tebing Tinggi 3. Kabupaten Lahat Lahat 4. Kabupaten Muara Enim Muara Enim 5. Kabupaten Musi Banyuasin Sekayu 6. Kabupaten Musi Rawas Muara Beliti Baru 7. Kabupaten Ogan Ilir Indralaya 8. Kabupaten Ogan Komering Ilir Kota Kayu Agung 9. Kabupaten Ogan Komering Ulu Baturaja 10. Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Muaradua 11. Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur Martapura 12. Kota Lubuklinggau - 13. Kota Pagar Alam - 14. Kota Palembang - 15. Kota Prabumulih - 5. Penduduk Penduduk Palembang merupakan etnis Melayu dan menggunakan Bahasa Melayu yang telah disesuaikan dengan dialek setempat yang kini dikenal sebagai Bahasa Palembang. Namun para pendatang seringkali menggunakan bahasa daerahnya sebagai bahasa sehari-hari, seperti bahasa Komering, Rawas, Musi dan Lahat. Pendatang dari luar Sumatera Selatan kadang-kadang juga menggunakan bahasa daerahnya sebagai bahasa sehari-hari dalam keluarga atau komunitas kedaerahan. Namun untuk berkomunikasi dengan warga Palembang lain, penduduk umumnya menggunakan bahasa Palembang sebagai bahasa pengantar sehari-hari. Selain penduduk asli, di Palembang terdapat pula warga pendatang dan warga keturunan, seperti dari Jawa, Minangkabau, Madura, Bugis dan Banjar. Warga keturunan yang banyak tinggal di Palembang adalah Tionghoa, Arab dan India. Kota Palembang memiliki beberapa wilayah yang menjadi ciri khas dari suatu komunitas seperti Kampung Kapitan yang merupakan wilayah Komunitas Tionghoa serta Kampung Al Munawwar, Kampung Assegaf, Kampung Al Habsyi, Kuto Batu, 19 Ilir dan Kampung Alawiyyin Sungai Bayas 10 Ilir yang merupakan wilayah Komunitas Arab. Agama mayoritas di Palembang adalah Islam. Selain itu terdapat pula penganut Katolik, Protestan, Hindu, Buddha dan Konghucu. 6. Objek Wisata - Sungai Musi, sungai sepanjang sekitar 750km yang membelah Kota Palembang menjadi dua bagian yaitu Seberang Ulu dan seberang Ilir ini merupakan sungai terpanjang di Pulau Sumatera. Sejak dahulu Sungai Musi telah menjadi urat nadi perekonomian di Kota Palembang dan Provinsi Sumatera Selatan. Di sepanjang tepian sungai ini banyak terdapat objek wisata seperti Jembatan Ampera, Benteng Kuto Besak, Museum Sultan Mahmud Badaruddin II, Pulau Kemaro, Pasar 16 Ilir, rumah Rakit, kilang minyak Pertamina, pabrik pupuk PUSRI, pantai Bagus Kuning, Jembatan Musi II, Masjid Al Munawar, dll. - Jembatan Ampera, sebuah jembatan megah sepanjang 1.177 meter yang melintas di atas Sungai Musi yang menghubungkan daerah Seberang Ulu dan Seberang Ilir ini merupakan ikon Kota Palembang. Jembatan ini dibangun pada tahun 1962 dan dibangun dengan menggunakan harta rampasan Jepang serta tenaga ahli dari Jepang. - Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, terletak di pusat Kota Palembang, masjid ini merupakan masjid terbesar di Sumatera Selatan dengan kapasitas 15.000 jemaah. - Benteng Kuto Besak, terletak di tepian Sungai Musi dan berdekatan dengan Jembatan Ampera, Benteng ini merupakan salah satu bangunan peninggalan Kesultanan Palembang Darussalam. Di bagian dalam benteng terdapat kantor kesehatan Kodam II Sriwijaya dan rumah sakit. - Benteng ini merupakan satu-satunya benteng di Indonesia yang berdinding batu dan memenuhi syarat perbentengan / pertahanan yang dibangun atas biaya sendiri untuk keperluan pertahanan dari serangan musuh bangsa Eropa dan tidak diberi nama pahlawan Eropa. - Gedung Kantor Walikota, terletak di pusat kota, pada awalnya bangunan ini berfungsi sebagai menara air karena berfungsi untuk mengalirkan air keseluruh kota sehingga juga dikenal juga sebagai Kantor Ledeng. Saat ini gedung ini berfungsi sebagai Kantor Walikota Palembang dan terdapat lampu sorot di puncak gedung yang mempercantik wajah kota di malam hari. - Kambang Iwak Family Park, sebuah danau wisata yang terletak di tengah kota, dekat dengan tempat tinggal walikota Palembang. Di tepian danau ini terdapat banyak arena rekreasi keluarga dan ramai dikunjungi pada hari libur. Selain itu di tengah danau ini terdapat air mancur yang tampak cantik di waktu malam. - Hutan Wisata Punti Kayu, sebuah hutan wisata kota yang terletak sekitar 7 km dari pusat kota dengan luas 50 ha dan sejak tahun 1998 ditetapkan sebagai hutan lindung. Didalam hutan ini terdapat area rekreasi keluarga dan menjadi tempat hunian sekelompok monyet lokal. - Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya, sebuah site peninggalan Kerajaan Sriwijaya yang terletak di tepian Sungai Musi. Terdapat sebuah prasasti batu peninggalan Kerajaan di area ini. - Taman Purbakala Bukit Siguntang, terletak di perbukitan sebelah barat Kota Palembang. Di tempat ini terdapat banyak peninggalan dan makam-makam kuno Kerajaan Sriwijaya. - Monumen Perjuangan Rakyat, terletak di tengah kota, berdekatan dengan Masjid Agung dan Jembatan - Ampera. Sesuai dengan namanya di dalam bangunan ini terdapat benda-benda peninggalan sejarah pada masa penjajahan. - Museum Balaputradewa, sebuah museum yang menyimpan banyak benda – benda peninggalan Kerajaan Sriwijaya. - Museum Sultan Mahmud Badaruddin II, terletak di dekat Jembatan Ampera dan Benteng Kuto Besak dan dulunya merupakan salah satu peninggalan Keraton Palembang Darussalam. Didalamnya terdapat banyak benda – benda bersejarah Kota Palembang. - Museum Tekstil, terletak di Jl. Merdeka museum ini menyimpan benda – benda tekstil dari seluruh kawasan di Provinsi Sumatera Selatan. - Kawah Tengkurep - Masjid Cheng Ho Palembang - Kampung Kapitan - Kampung Arab - Fantasy Island - Bagus Kuning - Pusat Kerajinan Songket - Pulau Kemaro - Kilang Minyak Pertamina - Pabrik Pupuk Pusri - Sungai Gerong 7. Seni dan Budaya Sejarah tua Palembang serta masuknya para pendatang dari wilayah lain, telah menjadikan kota ini sebagai kota multi-budaya. Sempat kehilangan fungsi sebagai pelabuhan besar, penduduk kota ini lalu mengadopsi budaya Melayu pesisir, kemudian Jawa. Sampai sekarang pun hal ini bisa dilihat dalam budayanya. Salah satunya adalah bahasa. Kata-kata seperti “lawang (pintu)”, “gedang (pisang)”, adalah salah satu contohnya. Gelar kebangsawanan pun bernuansa Jawa, seperti Raden Mas/Ayu. Makam-makam peninggalan masa Islam pun tidak berbeda bentuk dan coraknya dengan makam-makam Islam di Jawa. Kesenian yang terdapat di Palembang antara lain: - Kesenian Dul Muluk (pentas drama tradisional khas Palembang)[14] - Tari-tarian seperti Gending Sriwijaya yang diadakan sebagai penyambutan kepada tamu-tamu dan tari - Tanggai yang diperagakan dalam resepsi pernikahan - Lagu Daerah seperti Melati Karangan, Dek Sangke, Cuk Mak Ilang, Dirut dan Ribang Kemambang - Rumah Adat Palembang adalah Rumah Limas dan Rumah Rakit Selain itu Kota Palembang menyimpan salah satu jenis tekstil terbaik di dunia yaitu kain songket. Kain songket Palembang merupakan salah satu peninggalan Kerajaan Sriwijaya dan di antara keluarga kain tenun tangan kain ini sering disebut sebagai Ratunya Kain. Hingga saat ini kain songket masih dibuat dengan cara ditenun secara manual dan menggunakan alat tenun tradisional. Sejak zaman dahulu kain songket telah digunakan sebagai pakaian adat kerajaan. Warna yang lazim digunakan kain songket adalah warna emas dan merah. Kedua warna ini melambangkan zaman keemasan Kerajaan Sriwijaya dan pengaruh China di masa lampau. Material yang dipakai untuk menghasilkan warna emas ini adalah benang emas yang didatangkan langsung dari China, Jepang dan Thailand. Benang emas inilah yang membuat harga kain songket melambung tinggi dan menjadikannya sebagai salah satu tekstil terbaik di dunia. Selain kain songket, saat ini masyarakat Palembang tengah giat mengembangkan jenis tekstil baru yang disebut batik Palembang. Berbeda dengan batik Jawa, batik Palembang nampak lebih ceria karena menggunakan warna – warna terang dan masih mempertahankan motif – motif tradisional setempat. Kota Palembang juga selalu mengadakan berbagai festival setiap tahunnya antara lain “Festival Sriwijaya” setiap bulan Juni dalam rangka memperingati Hari Jadi Kota Palembang, Festival Bidar dan Perahu Hias merayakan Hari Kemerdekaan, serta berbagai festival memperingati Tahun Baru Hijriah, Bulan Ramadhan dan Tahun Baru Masehi. 8. Makanan Khas Kota ini memiliki komunitas Tionghoa cukup besar. Makanan seperti pempek atau tekwan yang terbuat dari ikan mengesankan “Chinese taste” yang kental pada masyarakat Palembang. Pempek, makanan khas Palembang yang telah terkenal di seluruh Indonesia. Dengan menggunakan bahan dasar utama daging ikan dan sagu, masyarakat Palembang telah berhasil mengembangkan bahan dasar tersebut menjadi beragam jenis pempek dengan memvariasikan isian maupun bahan tambahan lain seperti telur ayam, kulit ikan, maupun tahu pada bahan dasar tersebut. Ragam jenis pempek yang terdapat di Palembang antara lain pempek kapal selam, pempek lenjer, pempek keriting, pempek adaan, pempek kulit, pempek tahu, pempek pistel, pempek udang, pempek lenggang, pempek panggang, pempek belah dan pempek otak – otak. Sebagai pelengkap menyantap pempek, masyarakat Palembang biasa menambahkan saus kental berwarna kehitaman yang terbuat dari rebusan gula merah, cabe dan udang kering yang oleh masyarakat setempat disebut saus cuka (cuko). Tekwan, makanan khas Palembang dengan tampilan mirip sup ikan berbahan dasar daging ikan dan sagu yang dibentuk kecil – kecil mirip bakso ikan yang kemudian ditambahkan kaldu udang sebagai kuah, serta soun dan jamur kuping sebagai pelengkap. Model, mirip tekwan tetapi bahan dasar daging ikan dan sagu dibentuk menyerupai pempek tahu kemudian dipotong kecil kecil dan ditambah kaldu udang sebagai kuah serta soun sebagai pelengkap. Ada 2 jenis model, yakni Model Ikan (Model Iwak) dan Model Gandum (Model Gendum). Laksan, berbahan dasar pempek lenjer tebal, dipotong kecil-kecil dan kemudian disiram kuah santan pedas. Celimpungan, mirip laksan, hanya saja adonan pempek dibentuk mirip tekwan yang lebih besar dan disiram kuah santan. Mie Celor, berbahan dasar mie kuning dengan ukuran agak besar mirip mie soba dari Jepang, disiram dengan kuah kental kaldu udang dan daging udang. Burgo, berbahan dasar tepung beras dan tepung sagu yang dibentuk mirip dadar gulung yang kemudian diiris, dinikmati dengan kuah santan. Lakso, berbahan dasar tepung beras, mirip Burgo, namun bertekstur mie. Martabak HAR,adalah makanan Khas dari timur.yang dibawah oleh warga keturunan. berbahan dasar tepung terigu, yang diberi telor bebek dan telor ayam,kuahnya berbahan kari kambing yang dicampur kentang. Pindang Patin, salah satu makanan khas Palembang yang berbahan dasar daging ikan patin yang direbus dengan bumbu pedas dan biasanya ditambahkan irisan buah nanas untuk memberikan rasa segar. Nikmat disantap dengan nasi putih hangat, rasanya gurih, pedas dan segar. Pindang Tulang, berbahan dasar tulang sapi dengan sedikit daging yang masih menempel dan sumsum di dalam tulang, direbus dengan bumbu pedas, sama halnya dengan pindang patin, makanan ini nikmat disantap sebagai lauk dengan nasi putih hangat. Malbi, mirip rendang, hanya rasanya agak manis, berkuah dan gurih. Tempoyak, makanan khas Palembang yang berbahan dasar daging durian yang ditumis beserta irisan cabai dan bawang, bentuknya seperti saus dan biasa disantap sebagai pelengkap makanan, rasanya unik dan gurih. Otak – otak, varian pempek yang telah tersebar di seluruh Indonesia, berbahan dasar mirip pempek yang dicocol dengan kuah santan dan kemudian dibungkus daun pisang, dimasak dengan cara dipanggang di atas bara api dan biasa disantap dengan saus cabai / kacang. Kemplang, berbahan dasar pempek lenjer, diiris tipis dan kemudian dijemur hingga kering. Setelah kering kemplang dapat dimasak dengan cara digoreng atau dipanggang hingga mengembang. Kerupuk, mirip kemplang, hanya saja adonan dibentuk melingkar, dijemur, kemudian digoreng. 9. Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya Taman Arkeologis Kerajaan Sriwijaya terletak di Karanganyar, kecamatan Ilir Barat II, kotamadya Palembang dan diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 22 Desember 1994. Peristiwa yang sangat penting ditandatangani oleh penggantian tiruan Kedukan Bukit, catatan yang menandakan kutub historis dari kelahiran Kerajaan Sriwijaya. Prasasti Kedukan Bukit memberikan catatan memberi suara Pallava dimana ditulis dalam Bahasa Melayu tua yang di deklarasikan oleh Dapunta Hiyang Sriyajanasa dan dua puluh ribuan tentara membangun suatu kerajaan yang disebut Sriwijaya pada tahun 606 Saka atau 683 AD di sekitar kaki Bukit Siguntang. Sejarah mencatat bahwa Kerajaan Sriwijaya telah menjadi yang kerajaan yang besar dan sangat berpengaruh di dalam kerajaan bahari dan Indonesia bagian Tenggara Asia sepanjang Abad 7-13. 10. Taman Arkeologis Kerajaan Sriwijaya dibangun di Karanganyar Pada dasarnya menurut konsep dari keuntungan dan pemeliharaan warisan/pusaka dan sisa jaman kuno maka ditempatkan di lokasi ini. Tujuan konsep ini untuk menghargai nilai-nilai yang budaya dan memperkuat kebanggaan nasional dan bermanfaat bagi turis/wisatawan dan nilai-nilai bidang pendidikan. Ada tiga gedung utama di dalam taman Musium yang dibangun untuk menampung koleksi sisa-sisa arkeologis Sriwijaya yang mana juga mencerminkan peran penting dari kerajaan dalam pengembangan tempo dulu, sejarah purbakala bangsa Indonesian sepanjang abad ke 7-13. Aula yang besar disiapkan untuk acara pameran, seminar, dan lain-lain. Ada juga suatu pajangan batu bata struktur menggali dari Pulau Cempaka (Cempaka Pulau). Saluran yang saling behubungan ditemukan di dalam taman dan dapat dilalalui dari arah sungai Musi. Menurut penafsiran yang dilakukan melalui pemotretan udara Karanganyar merupakan lokasi mewakili pusat air seperti berliku-liku di dalam awal kerajaan Sriwijaya. Penggalian dari lokasi telah muncul sisa batu bata struktur, fragmen tembikar, keramik, perahu merusak dan materi arkeologis yang lain. Semua data yang betul-betul menunjukkan bahwa Karanganyar merupakan suatu lokasi penting sepanjang umur/zaman Kerajaan Sriwijaya. Data itu juga didukung oleh catatan seperti: patung dan benda-benda arkeologi lain yang ditemukan di Palembang dan sekitarnya. Dalam kaitan dengan pertimbangan dari bukti historis dan arkeologis, Karanganyar adalah daerah yang dipilih untuk menjadi penempatan Taman Arkeologis Kerajaan Sriwijaya. SEJARAH KERAJAAN SRIWIJAYA Dalam bahasa Sansekerta “sri” berarti “bercahaya” dan “wijaya” berarti “kemenangan”. Bukti awal mengenai keberadaan kerajaan ini berasal dari abad ke-7; seorang pendeta Tiongkok I-tsing menulis bahwa ia mengunjungi Sriwijaya tahun 671 dan tinggal selama 6 bulan. Prasasti paling tua mengenai Sriwijaya juga berada pada abad ke-7 yaitu Prasasti Kedukan Bukit di Palembang bertarik 682. Sriwijaya (Srivijaya) adalah kerajaan maritim yang kuat di pulau Sumatera dan berpengaruh di Nusantara. Daerah kekuasaan Sriwijaya meliputi Kamboja, Thailand Semenanjung Malaya, Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Sulawesi. Kemunduran pengaruh Sriwijaya terhadap daerah bawahan mulai menyusut dikarenakan beberapa peperangan diantara serangan dari raja Dharmawangsa dari Jawa ditahun 990 dan tahun 1025 serangan Rajendra Coladewa dari Koromandel. Selanjutnya tahun 1183 Sriwijaya dibawah kendali kerajaan Dharmasraya. Dan di akhir masa kerajaan ini takluk di bawah kerajaan Majapahit. Sriwijaya menjadi simbol kebesaran Sumatera awal dan kerajaan besar Nusantara selain Majapahit di Jawa Timur. Pada abad ke-20 kedua kerajaan tersebut menjadi referensi oleh kaum nasionalis utuk menunjukkan bahwa Indonesia merupakan satu kesatuan negara sebelelum kolonialisme Belanda. Sriwijaya disebut degan berbagai macam nama. Orang Tionghoa menyebut Shih-li-fo-shih atau San-fo-ts’i atau San Fo Qi. Dalam bahasa Sansekerta dan Pali kerajaan Sriwijaya disebut Yavadesh dan Javadeh. Bangsa Arab menyebut Zabaj dan Khmer menyebut Malayu. Sementara dari peta Ptolemaeus ditemukan keterangan tentang ada 3 pulau Sabadeibei yang berkaitan dengan Sriwijaya. Eksistensi Sriwijaya diketahui secara resmi tahun 1918 oleh sejarawan Perancis George Cœdès dari École française d’Extrême-Orient. Sekitar tahun 1992 hingga 1993 Pierre-Yves Manguin membuktikan bahwa pusat Sriwijaya berada di Sungai Musi antara Bukit Seguntang dan Sabokingking (terletak di provinsi Sumatra Selatan Indonesia). Namun Soekmono berpendapat bahwa pusat Sriwijaya terletak di provinsi Jambi sekarang yaitu pada kawasan sehiliran Batang Hari antara Muara Sabak sampai ke Muara Tembesi. Pembentukan dan Pertumbuhan Kerajaaan Sriwijaya Kerajaan Sriwijaya menjadi pusat perdagangan dan merupakan negara maritim. Negara ini tak memperluas kekuasaan diluar wilayah kepulauan Asia Tenggara dengan pengecualian berkontribusi untuk populasi Madagaskar sejauh 3.300 mil di barat. Sekitar tahun 500 akar Sriwijaya mulai berkembang di wilayah sekitar Palembang Sumatera. Kerajaan ini terdiri atas tiga zona utama daerah ibukota muara yang berpusatkan Palembang lembah Sungai Musi yang berfungsi sebagai daerah pendukung dan daerah-daerah muara saingan yang mampu menjadi pusat kekuasan saingan. Wilayah hulu sungai Musi kaya akan berbagai komoditas yang berharga untuk pedagang Tiongkok Ibukota diperintah secara langsung oleh penguasa sementara daerah pendukung tetap diperintah oleh datu setempat. Ekspansi kerajaan ini ke Jawa dan Semenanjung Malaya menjadikan Sriwijaya mengontrol dua pusat perdagangan utama di Asia Tenggara. Berdasarkan observasi ditemukan reruntuhan candi-candi Sriwijaya di Thailand dan Kamboja. Di abad ke-7 pelabuhan Cham di sebelah timur Indochina mulai mengalihkan banyak pedagang dari Sriwijaya. Untuk mencegah hal tersebut Maharaja Dharmasetu melancarkan beberapa serangan ke kota-kota pantai di Indochina. Kota Indrapura di tepi sungai Mekong di awal abad ke-8 berada di bawah kendali Sriwijaya. Sriwijaya meneruskan dominasi atas Kamboja sampai raja Khmer Jayawarman II pendiri imperium Khmer memutuskan hubungan dengan kerajaan di abad yang sama. Dari Prasasti Kedukan Bukit pada tahun 682 di bawah kepemimpinan Dapunta Hyang Jayanasa Kerajaan Minanga takluk di bawah imperium Sriwijaya. Penguasaan atas Malayu yang kaya emas telah meningkatkan prestise kerajaan. Berdasarkan Prasasti Kota Kapur yang yang berangka tahun 682 dan ditemukan di pulau Bangka Pada akhir abad ke-7 kemaharajaan ini telah menguasai bagian selatan Sumatera pulau Bangka dan Belitung hingga Lampung. Prasasti ini juga menyebutkan bahwa Jayanasa telah melancarkan ekspedisi militer untuk menghukum Bhumi Jawa yang tak berbakti kepada Sriwijaya, peristiwa ini bersamaan dengan runtuhnya Tarumanagara di Jawa Barat dan Holing (Kalingga) di Jawa Tengah yang kemungkinan besar akibat serangan Sriwijaya. Sriwijaya tumbuh dan berhasil mengendalikan jalur perdagangan maritim di Selat Malaka Selat Sunda Laut China Selatan Laut Jawa dan Selat Karimata. Abad ke-7 orang Tionghoa mencatat bahwa terdapat dua kerajaan di Sumatera yaitu Malayu dan Kedah dan tiga kerajaan di Jawa menjadi bagian kemaharajaan Sriwijaya. Di akhir abad ke-8 beberapa kerajaan di Jawa antara lain Tarumanegara dan Holing berada di bawah kekuasaan Sriwijaya. Menurut catatan pada masa ini pula wangsa Melayu-Budha Sailendra bermigrasi ke Jawa Tengah dan berkuasa disana. Di abad ini pula Langkasuka di semenanjung Melayu menjadi bagian kerajaan. Di masa berikut Pan Pan dan Trambralinga yang terletak di sebelah utara Langkasuka juga berada di bawah pengaruh Sriwijaya. Di abad ke-9 wilayah kemaharajaan Sriwijaya meliputi Sumatera, Sri Lanka, Semenanjung Malaya, Jawa Barat, Sulawesi, Maluku, Kalimantan dan Filipina. Dengan penguasaan tersebut kerajaan Sriwijaya menjadi kerajaan maritim yang hebat hingga abad ke-13. Setelah Dharmasetu Samaratungga menjadi penerus kerajaan. Ia berkuasa pada periode 792 sampai 835. Tidak seperti Dharmasetu yang ekspansionis Samaratungga tak melakukan ekspansi militer tetapi lebih memilih untuk memperkuat penguasaan Sriwijaya di Jawa. Selama masa kepemimpinan ia membangun candi Borobudur di Jawa Tengah yang selesai pada tahun 825. *Budha Vajrayana di Kerajaan Sriwijaya Sebagai pusat pengajaran Budha Vajrayana Sriwijaya menarik banyak peziarah dan sarjana dari negara-negara di Asia. Antara lain pendeta dari Tiongkok I-tsing yang melakukan kunjungan ke Sumatera dalam perjalanan studi di Universitas Nalanda India pada tahun 671 dan 695 serta di abad ke-11 Atisha seorang sarjana Budha asal Benggala yang berperan dalam mengembangkan Budha Vajrayana di Tibet. I-tsing melaporkan bahwa Sriwijaya menjadi rumah bagi ribuan sarjana Budha sehingga menjadi pusat pembelajaran agama Buddha. Pengunjung yang datang ke pulau ini menyebuntukan bahwa koin emas telah digunakan di pesisir kerajaan. Ajaran Buddha aliran Buddha Hinayana dan Buddha Mahayana juga turut berkembang di Sriwijaya. *Relasi Kerajaan Sriwijaya dengan Kekuatan Regional Dari catatan sejarah dan bukti arkeologi dinyatakan bahwa pada abad ke-9 Sriwijaya telah melakukan kolonisasi di hampir seluruh kerajaan-kerajaan Asia Tenggara antara lain Sumatera, Jawa, Semenanjung Malaya, Kamboja dan Vietnam Selatan. Dominasi atas Selat Malaka dan Selat Sunda menjadikan Sriwijaya sebagai pengendali rute perdagangan rempah dan perdagangan lokal yang mengenakan biaya atas tiap kapal yang lewat. Sriwijaya mengakumulasi kekayaan sebagai pelabuhan dan gudang perdagangan yang melayani pasar Tiongkok dan India. Pada masa awal Kerajaan Khmer juga menjadi daerah jajahan Sriwijaya. Banyak sejarawan mengklaim bahwa Chaiya di propinsi Surat Thani Thailand Selatan sebagai ibu kota terakhir kerajaan tersebut, pengaruh Sriwijaya nampak pada bangunan pagoda Borom That yang bergaya Sriwijaya. Setelah kejatuhan Sriwijaya Chaiya terbagi menjadi tiga kota yakni (Mueang) Chaiya Thatong (Kanchanadit) dan Khirirat Nikhom. Sriwijaya juga berhubungan dekat dengan kerajaan Pala di Benggala dan sebuah prasasti berangka 860 mencatat bahwa raja Balaputra mendedikasikan seorang biara kepada Universitas Nalada Pala. Relasi dengan dinasti Chola di India selatan cukup baik dan kemudian menjadi buruk setelah Rajendra Coladewa naik tahta dan melakukan penyerangan di abad ke-11. Minanga merupakan kekuatan pertama yang menjadi pesaing Sriwijaya yang akhir dapat ditaklukkan pada abad ke-7. Kerajaan Melayu ini memiliki pertambangan emas sebagai sumber ekonomi dan kata Swarnnadwipa (pulau emas) mungkin merujuk pada hal ini. Dan kemudian Kedah juga takluk dan menjadi daerah bawahan. *Masa Kejayaan Kerajaan Sriwijaya Pada paruh pertama abad ke-10 diantara kejatuhan dinasti Tang dan naik dinasti Song perdagangan dengan luar negeri cukup marak terutama Fujian kerajaan Min dan negeri kaya Guangdong kerajaan Nan Han. Tak diragukan lagi Sriwijaya mendapatkan keuntungan dari perdagangan ini. Pada tahun 903 penulis Muslim Ibnu Batutah sangat terkesan dengan kemakmuran Sriwijaya. Daerah urban kerajaan meliputi Palembang (khusus Bukit Seguntang) Muara Jambi dan Kedah. Di tahun 902 Sriwijaya mengirimkan upeti ke China. Dua tahun kemudian raja terakhir dinasti Tang menganugerahkan gelar kepada utusan Sriwijaya. Dari literatur Tiongkok utusan itu mempunyai nama Arab hal ini memberikan informasi bahwa pada masa-masa itu Sriwijaya sudah berhubungan dengan Arab yang memungkinkan Sriwijaya sudah masuk pengaruh Islam di dalam kerajaan. *Keruntuhan Kerajaan Sriwijaya Rajendra Coladewa pada tahun 1025 raja Chola dari Koromandel India selatan menaklukkan Kedah dan merampas dari Sriwijaya. Kemudian Kerajaan Chola meneruskan penyerangan dan berhasil penaklukan Sriwijaya selama beberapa dekade berikut keseluruh imperium Sriwijaya berada dalam pengaruh Rajendra Coladewa. Meskipun demikian Rajendra Coladewa tetap memberikan peluang kepada raja-raja yang ditaklukan untuk tetap berkuasa selama tetap tunduk kepadanya. Setelah invasi tersebut akhir mengakibatkan melemah hegemoni Sriwijaya dan kemudian beberapa daerah bawahan membentuk kerajaan sendiri dan kemudian muncul Kerajaan Dharmasraya sebagai kekuatan baru dan kemudian mencaplok kawasan semenanjung malaya dan sumatera termasuk Sriwijaya itu sendiri. Istilah San-fo-tsi terutama pada tahun 1225 tak lagi identik dengan Sriwijaya melainkan telah identik dengan Dharmasraya dimana pusat pemerintahan dari San-fo-tsi telah berpindah jadi dari daftar 15 negeri bawahan San-fo-tsi tersebut merupakan daftar jajahan kerajaan Dharmasraya yang sebelum merupakan daerah bawahan dari Sriwijaya dan berbalik menguasai Sriwijaya beserta daerah jajahan lainnya. Antara tahun 1079-1088 kronik Tionghoa masih mencatat bahwaSan-fo-ts’i masih mengirimkan utusan dari Jambi dan Palembang. Dalam berita Cina yang berjudul Sung Hui Yao disebuntukan bahwa kerajaan San-fo-tsi pada tahun 1082 mengirim utusan dimana pada masa itu Cina di bawah pemerintahan Kaisar Yuan Fong. Duta besar tersebut menyampaikan surat dari raja Kien-pi bawahan San-fo-tsi yang merupakan surat dari putri raja yang diserahi urusan negara San-fo-tsi serta menyerahkan pula 227 tahil perhiasan rumbia dan 13 potong pakaian. Dan kemudian dilanjuntukan dengan pengiriman utusan selanjut di tahun 1088. Berdasarkan sumber Tiongkok pada buku Chu-fan-chi yang ditulis pada tahun 1178 Chou-Ju-Kua menerangkan bahwa di kepulauan Asia Tenggara terdapat dua kerajaan yang sangat kuat dan kaya yakni San-fo-ts’i dan Cho-po (Jawa). Di Jawa dia menemukan bahwa rakyat memeluk agama Budha dan Hindu sedangkan rakyat San-fo-ts’i memeluk Budha dan memiliki 15 daerah bawahan yang meliputi; Pong-fong (Pahang) Tong-ya-nong (Terengganu) Ling-ya-si-kia (Langkasuka) Kilantan (Kelantan) Fo-lo-an (muara sungai Dungun daerah Terengganu sekarang) Ji-lo-t’ing (Cherating pantai timur semenanjung malaya) Ts’ien-mai (Semawe pantai timur semenanjung malaya) Pa-t’a (Sungai Paka pantai timur semenanjung malaya) Tan-ma-ling (Tambralingga Ligor selatan Thailand) Kia-lo-hi (Grahi Chaiya sekarang selatan Thailand) Pa-lin-fong (Palembang) Kien-pi (Jambi) Sin-t’o (Sunda) Lan-wu-li (Lamuri di Aceh) and Si-lan (Kamboja). DalamKidung Pamacangah dan Babad Arya Tabanan juga disebut ‘Arya Damar’ sebagai bupati Palembang yang berjasa membantu Gajah Mada dalam menaklukkan Bali pada tahun 1343 Prof. C.C. Berg menganggap identik dengan Adityawarman. Dan kemudian pada tahun 1347 Adityawarman memproklamirkan diri menjadi raja di Malayapura sesuai dengan manuskrip yang terdapat pada bagian belakang Arca Amoghapasa. Kemudian dari Kitab Undang-Undang Tanjung Tanah yang kemungkinan ditulis sebelum pada tahun 1377 juga terdapat kata-kata bumi palimbang. Pada tahun 1275 Singhasari penerus kerajaan Kediri di Jawa melakukan suatu ekspedisi dalam Pararaton disebut semacam ekspansi dan menaklukan bhumi malayu yang dikenal dengan nama Ekspedisi Pamalayu yang kemudian Kertanagara raja Singhasari menghadiahkan Arca Amoghapasa kepada Srimat Tribhuwanaraja Mauli Warmadewa raja Melayu di Dharmasraya seperti yang tersebut dalam Prasasti Padang Roco. Dan selanjut pada tahun 1293 muncul Majapahit sebagai pengganti Singhasari dan setelah Ratu Tribhuwana Wijayatunggadewi naik tahta memberikan tanggung jawab kepada Adityawarman seorang peranakan Melayu dan Jawa untuk kembali menaklukkan Swarnnabhumi pada tahun 1339. Dan dimasa itu nama Sriwijaya sudah tak ada disebut lagi tapi telah diganti dengan nama Palembang hal ini sesuai dengan Nagarakretagama yang menguraikan tentang daerah jajahan Majapahit. *Perdagangan Kerjaaan Sriwijaya Dalam perdagangan Sriwijaya menjadi pengendali jalur perdagangan antara India dan Tiongkok yakni dengan penguasaan atas selat Malaka dan selat Sunda. Orang Arab mencatat bahwa Sriwijaya memiliki aneka komoditi seperti kamper kayu gaharu cengkeh pala kepulaga gading emas dan timah yang membuat raja Sriwijaya sekaya raja-raja di India. Kekayaan yang melimpah ini telah memungkinkan Sriwijaya membeli kesetiaan dari vassal-vassal di seluruh Asia Tenggara. *Pengaruh Budaya dan Agama Islam Kerajaan Sriwijaya banyak dipengaruhi budaya India pertama oleh budaya Hindu dan kemudian diikuti pula oleh agama Buddha. Agama Buddha diperkenalkan di Sriwijaya pada tahun 425 Masehi. Sriwijaya merupakan pusat terpenting agama Buddha Mahayana. Raja-raja Sriwijaya menguasai kepulauan Melayu melalui perdagangan dan penaklukkan dari kurun abad ke-7 hingga abad ke-9. Sehingga secara langsung turut serta mengembangkan bahasa Melayu dan kebudayaan Melayu di Nusantara. Sangat dimungkinkan bahwa Sriwijaya yang termahsyur sebagai bandar pusat perdagangan di Asia Tenggara sekaligus sebagai pusat pembelajaran agama Budha juga ramai dikunjungi pendatang dari Timur Tengah dan mulai dipengaruhi oleh pedagang dan ulama muslim. Sehingga beberapa kerajaan yang semula merupakan bagian dari Sriwijaya kemudian tumbuh menjadi cikal-bakal kerajaan-kerajaan Islam di Sumatera kelak disaat melemah pengaruh Sriwijaya. Pengaruh orang muslim Arab yang banyak berkunjung di Sriwijaya raja Sriwijaya yang bernama Sri Indrawarman masuk Islam pada tahun 718. Sehingga sangat dimungkinkan kehidupan sosial Sriwijaya adl masyarakat sosial yang di dalam terdapat masyarakat Budha dan Muslim sekaligus. Tercatat beberapa kali raja Sriwijaya berkirim surat ke khalifah Islam di Suriah. Bahkan disalah satu naskah surat adl ditujukan kepada khalifah Umar bin Abdul Aziz (717-720M) dengan permintaan agar khalifah sudi mengirimkan da’i ke istana Sriwijaya. *Warisan Sejarah Kemaharajaan Sriwijaya Berdasarkan Hikayat Melayu pendiri Kesultanan Malaka mengaku sebagai pangeran Palembang keturunan keluarga bangsawan Palembang dari trah Sriwijaya. Hal ini menunjukkan bahwa pada abad ke-15 keagungan gengsi dan prestise Sriwijaya tetap dihormati dan dijadikan sebagai sumber legitimasi politik bagi penguasa di kawasan ini. Nama Sriwijaya telah digunakan dan diabadikan sebagai nama jalan di berbagai kota dan nama ini telah melekat dengan kota Palembang dan Sumatera Selatan.Universitas Sriwijaya yang didirikan tahun 1960 di Palembang dinamakan berdasarkan kedatuan Sriwijaya. Demikian pulaKodam Sriwijaya (unit komando militer) PT Pupuk Sriwijaya (Perusahaan Pupuk di Sumatera Selatan)Sriwijaya Post (Surat kabar harian di Palembang) Sriwijaya TV Sriwijaya Air (maskapai penerbangan) Stadion Gelora Sriwijaya dan Sriwijaya Football Club (Klab sepak bola Palembang) semua dinamakan demikian untuk menghormati memuliakan dan merayakan kegemilangan kemaharajaan Sriwijaya. Di samping Majapahit kaum nasionalis Indonesia juga mengagungkan Sriwijaya sebagai sumber kebanggaan dan bukti kejayaan masa lampau Indonesia.Kegemilangan Sriwijaya telah menjadi sumber kebanggaan nasional dan identitas daerah khusus bagi penduduk kota Palembang provinsi Sumatera Selatan dan segenap bangsa Melayu. Bagi penduduk Palembang keluhuran Sriwijaya telah menjadi inspirasi seni budaya seperti lagu dan tarian tradisional Gending Sriwijaya. Hal yang sama juga berlaku bagi masyarakat Thailand Selatan yang menciptakan kembali tarian Sevichai (Sriwijaya) yang berdasarkan pada keanggunan seni budaya Sriwijaya.

Senin, 23 April 2012

Teknologi Sistem Informasi Perbankan

Teknologi Sistem Informasi Perbankan A. Perkembangan teknologi komputer diPerbankan Semakin majunya teknologi di dunia transaksi perbankanpun mulai mengunakan teknologi berbasis komputer untuk mempermudah transaksi dengan nasabah. yang tadinya melayani nasabah dengan harus bertemu / nasabah datang ke cabang2 bank yang disediakan oleh bank yang dia gunakan untuk menabung/infertasi menjadi lebih mudah karena bank mulai mengunakan teknoligi berbasis komputer dan sekarang sudah bisa mengakses lewat internet bahkan dengan mobile “HP” dengan SMS sudah banyak diterapkan bank. Dalam dunia perbankan, perkembangan teknologi informasi membuat para perusahaan mengubah strategi bisnis dengan menempatkan teknologi sebagai unsur utama dalam proses inovasi produk dan jasa seperti : - Adanya transaksi berupa Transfer uang via mobile maupun via teller. - Adanya ATM ( Auto Teller Machine ) pengambilan uang secara cash secara 24 jam. - PenggunaanDatabase di bank – bank. - Sinkronisasi data – data pada Kantor Cabang dengan Kantor Pusat Bank. Dengan adanya jaringan computer hubungan atau komunikasi kita dengan klien jadi lebih hemat,efisien dan cepat. Contohnya : email, teleconference. Sedangkan di rumah dapat berkomunikasi dengan pengguna lain untuk menjalin silaturahmi (chatting), dan sebagai hiburan dapat digunakan untuk bermain game online, sharing file. Apabila kita mempunyai lebih dari satu komputer, kita bisa terhubung dengan internet melalui satu jaringan. Contohnya seperti di warnet atau rumah yang memiliki banyak kamar dan terdapat setiap komputer di dalamnya. Pada dunia perbankan, perkembangan teknologi informasi membuat para perusahaan mengubah strategi bisnis dengan menempatkan teknologi sebagai unsur utama dalam proses inovasi produk dan jasa. Seperti halnya pelayanan electronic transaction (e-banking) melalui ATM, phone banking dan Internet Banking misalnya, merupakan bentuk-bentuk baru dari pelayanan bank yang mengubah pelayanan transaksi manual menjadi pelayanan transaksi yang berdasarkan teknologi. B. Kriteria pemilihan teknologi perangkat lunak perbankan Lembaga keuangan di Indonesia, termasuk bank, sudah lebih cepat dan intensif dibandingkan sector atau jenis industri lainnya dalam menerapkan teknologi computer dalam memberikan pelayanannya ke nasabah. Jasa-jas ini meliputi pembayaran komputerisasi (pemindahan dana melalui computer dengan fasilitas jaringan komunikasi datanya); jasa penyetoran dan pengambilan dana secara otomatis melalui ATM atau berbagai jenis kartu plastic; homebanking dan internet banking serta fasilitas pelayanan lainnya. Beberapa contoh jenis teknologi computer tersebut diantaranya mesin Automated Teller Machine (ATM), berbagai jenis kartu kredit, Point of sales (POS), electronic fund transfer system, dan otomatisasi kliring. Fungsi teknologi informasi (TI) telah mengalami perubahan dan perkembangan pesat pada decade terakhir ini. Fungsi TI yang semakin khusus mendorong setiap bank untuk membentuk bagian, departemen, atau unit kerja khusus tersendiri. Walaupun struktur tersebut tergantung pada berbagai factor misalnya skla bisnis dan beban kerja, tetapi unit kerja tersebut mencerminkan 2 aspek kegiatan yaitu aspek pengembangan teknologi dan aspek operasionalnya. Fasilitas pengolahan data yang tersedia di bank saat ini merupakan hasil kemajuan teknologi dan kebutuhan untuk menjalankan operasi secara sistematis dan baik sesuai dengan aliran masuk dan keluar dana bank. Fasilitas tersebut berfungsi untuk menangani, memilih, menghitung, menyusun, melaporkan, dan mengirimkan informasi. Jadi penggunaan TI di bank dimaksud adalah untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi pengelolaan data kegiatan usaha perbankan sehingga dapat memberikan hasil yang akurat, benar, tepat waktu, dan dapat menjamin kerahasiaan informasi (sesuai peraturan Bank Indonesia). Fungsi TSI yang tepat tidak terlepas dari criteria pemilihan jenis teknologi yang akan digunakan oleh bank. Sistem aplikasi computer yang digunakan di bidang perbankan harus bisa mengakomodasikan semua kebutuhan bank dan sesuai dengan ketentuan otoritas moneter (salam hal ini adalah Bank Indonesia). Hal ini memerlukan pemilihan software computer mengingat jenis software yang ada dan ditawarkan di pasar relative banyak. Secara umum pemilihan ini berdasarkan kesesuaian antara kapasita bank dengan fasilitas atau kemampuan software yang akan dipilih sehingga investasi yang telah dikeluarkan benar-benar efektif dan memberikan nilai tambah terhadap bank. Sebagai contoh, Bank yang kapasitasnya relative kecil, misalnya Bank Perkreditan Rakyat atau BPR kurang relevan bila menggunakan system aplikasi computer yang menyediakan fasilitas transaksi dalam valuta asing atau pengelolaan giro. Hal ini menginbgat bahwa BPR tidak boleh melakukan transaksi dalam valuta asing dan tidak ikut dalam lalu lintas pembayaran giral. Penggunaan software tersebut menjadi tidak efisien dan biaya investasinya lebih besar dibandingkan dengan nilai tambah yang dihasilkannya. Kriteria pemilihan software computer perbankan yang baik sesuai dengan kebutuhan bank secara umum berdasarkan pertimbangan-pertimbangan berikut: 1. Kemampuan dokumentasi atau Penyimpanan Data Jenis dan klasifikasi data bank yang relative banyak harus bisa ditampung oleh software yang akan digunakan, termasuk pertimbangan segi keamanan datanya. Jumlah nasabah serta frekuensi dan jumlah transaksi harian yang besar memerlukan memory computer yang besar, selain memerlukan kecepatan prosesor yang tinggi juga. Sebagai contoh BPR kurang efisien jika menggunakan mesin besar, misalnya AS/400 dalm operasionalnya karena kapasitas dan cakupan geografis BPR biasanya relative kecil. 2. Keluwesan (Flexibility) Operasional bank selalu berkembang dengan kebutuhan yang berubah-ubah dan mungkin bertambah di kemudian hari walaupun informasi dasarnya tetap sama. Kondisi ini harus bisa diantisipasi oleh perangkat lunak computer sampai batas-batas tertentu. Setiap bank mempunyai system dan prosedur yang mungkin berbeda meskipun data atau informasi dasar yang diolahnya sama. Perangkat lunak computer yang fleksibel dapat digunakan oleh dua bank yang kapasitasnya sama tetapi system dan prosedurnya berbeda. 3. Sistem Keamanan Sebagai lembaga kepercayaan masyarakat (agent of trusth), bank memerlukan system keamanan yang handal untuk menjaga kerahasiaan data atau keuangan nasabah; serta mencegah penyalahgunaan data atau keuangan oleh pihak lain yang tidak bertanggung jawab. Software computer perbankan yang baik harus menyediakan fasilitas pengendalian dan pengamanan tersebut. 4. Kemudahan penggunaan (user friendly) Pengertian mudah dioperasikan bukan berarti setiap pemakai (user) bisa mengakses ke software tersebut tetapi petugas yang memang mempunyai kewenangan mudah mengoperasikan proses yang menjadi tanggung jawabnya. Tahap input, proses, dan output yang dilakukan pada software tersebut tidak menjadi penghambat dalam kegiatan perbankan secara keseluruhan. System aplikasi computer yang baik bahkan dapat mendeteksi kesalahan pengoperasian yaitu dengan memberikan error message dan memberikan petunjuk pemecahan masalahnya. 5. Sistem Pelaporan (Reporting system) Data atau informasi yang dibutuhkan harus bisa disajikan dalam bentuk yang jelas dan mudah dimengerti. Bank memerlukan laporan-laporan yang lengkap dan jelas tersebut terutama dalam proses pemeriksaan (audit) atau penyajian laporan yang bisa dimengerti oleh pihak-pihak yang berkempentingan dengan harapan keuangan setiap bank menjadi lebih transparan dan bisa dipertanggungjawabkan. 6. Aspek Pemeliharaan Kinerja software perbankan diharapkan relative stabil selama bank beroperasi. Kondisi ini memerlukan aspek pemeliharaaan yang baik, dalam arti secara teknis tidak sulit dilakukan dan tidak membutuhkan biaya yang relative mahal. Pemeliharaan ini juga menyangkut pergantian atau perbaikan teknis peralatan dan modifikasi atau pengembangan software. 7. Source Code Software perbankan biasanya merupakan program paket yang sudah di-compile sehingga menjadi excecutable file. File program tersebut relative tidak bisa dirubah atau dimodifikasi seandainya bank menginginkan perubahan atau fasilitas tambahan dari software tersebut. Kondisi ini bisa diatasi jika pihak bank mempunyai dan memahami software tersevut dalam bentuk bahasa pemrograman aslinya atau source code. C. Struktur informasi dan hubungan antar sub sistem aplikasi bank Hubungan antar sub sistem aplikasi pada operasional bank. Konsep front office yang lebih mendekati sisi nasabah dan konsep back office yang lebih mendekati sisi bank sebagai lembaga keungan yang harus mencatat, mendokumentasikan, dan atau mempublikasikan informasi keuangan, menyebabkan system aplikasi perbankan terdiri dari sub-sub system yang saling berkaitan sesuai dengan tahap-tahap pemrosesan dan jenis-jenis data keuangan.